Bakteri Virulensi Aeromonas Hydrophila Sebabkan Kematian Ikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Nesiatimes.com

Salah satu bakteri yang umum dijumpai dalam ekosistem perairan dan berperan sebagai flora mikrobia bagi hewan air pada kondisi lingkungan stabil adalah Aeromonas hydrophila. Bakteri ini sangat berpengaruh dalam budidaya ikan air tawar dan sering menimbulkan wabah penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (80 – 100 %) dalam waktu singkat (1 – 2 minggu). Penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) juga pernah dilaporkan menginfeksi ikan air tawar di wilayah Banyumas. Dinas Peternakan dan Perikanan Wilayah Banyumas (2005) melaporkan setidaknya ada sekitar 72.000 ekor ikan air tawar yaitu gurami 52.100 ekor dan lele dumbo 19.900 terinfeksi Aeromonas hydrophyla pada tahun 2003 dan 43.000 ekor ikan air tawar yaitu gurami 29.900 ekor dan ikan lele dumbo 13.100 ekor pada tahun 2004.

Tingkat virulensi dari A. hydrophila yang dapat menyebabkan kematian ikan tergantung dari toksin yang dihasilkan. Patogenitas dari infeksi A. hydrophila terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor virulensi seperti cytotoxin, protease, S-layers, dan Aerolysin. Aerolysin (aerA) telah didefinisikan sebagai salah satu penanda virulensi untuk mengidentifikasi patogenitas dari strain Aeromonas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gen aerA pada isolat bakteri Aeromonas hydrophila yang berasal dari Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan, Serang Banten.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksplorasi terhadap isolat Aeromonas hydrophila yang didapatkan dari loka pemeriksaan penyakit ikan dan lingkungan, Serang Banten (Isolat SR) dengan menggunakan uji biokimia, uji aktivitas hemolysin pada blood agar (BA) dan determinasi gen aerolysin. Ketiganya menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil Electrophoresis terhadap isolat SR dibandingkan dengan isolat American Type Culture Collection (ATCC) sebagai kontrol positif.

Penelitan ini diawali dengan identifikasi morfologi bakteri aeromonas hydrophila yang dibiakkan pada media tryptic soy agar (TSA) dan mac conkey agar (MCA). Setelah bakteri ditumbuhkan pada TSA dan MCA, dilakukan pewarnaan gram untuk melihat morfologi dari bakteri tersebut. Setelah dilakukan identifikasi secara morfologi pada isolat bakteri. Selanjutnya dilakukan uji biokimia pada isolat untuk mengetahui aktifitas biokimia dari bakteri. Uji yang dilakukan meliputi uji SC, O/F, TSIA, MIO, oksidase, gula-gula (glukosa, laktosa, maltosa) dan uji urea. Selanjutnya hasil uji biokimia dibandingkan dengan referensi untuk membuktikan isolat yang akan diuji adalah aeromonas hydrophila.

Hasil positif Aeromonas hydrophila yang diperoleh dari uji biokimia dilanjutkan dengan uji PCR untuk membuktikan adanya gen aerolysin pada Aeromonas hydrophila. Terdapat kontrol positif pada uji PCR yaitu isolat ATCC dan sampel yaitu isolat SR. Hasil PCR dari isolat SR menunjukkan bahwa terdapat gen aerolysin pada bakteri tersebut. Terlihat pita yang terbentuk pada kisaran 430 bp pada sumuran ketiga yang berisi sampel isolat SR. Hal tersebut menunjukan bahwa isolat yang diteliti yaitu isolat SR merupakan spesies A. hydrophila yang virulen spesies A. hydrophila memiliki empat gen virulen yaitu nuclease, aerolysin, serin protease. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa isolat SR yang berasal dari loka pemeriksaan penyakit ikan dan lingkungan Serang, Banten mengandung gen aerolysin dan merupakan spesies Aeromonas hydrophila yang virulen.

Penulis : Rahayu Kusdarwati

Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat di,

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/236/1/012097/pdf

G Christy, R Kusdawarti, D Handijatno. 2019. Determination of Aerolysin Gene Aeromonas Hydrophila by Polymerase Chain Reaction (PCR) Technique. IOP Conference Series Earth and Environmental Science 236(1):012097

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).