UNAIR Gandeng Perhumas dan Jawa Pos Ajak Humas Perguruan Tinggi Kreatif Mengolah Informasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ketua Perhumas Surabaya Dr Suko Widodo saat memberikan paparan. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Revolusi industri 4.0 menyebabkan adanya era disrupsi di berbagai bidang. Salah satunya adalah public relations atau kehumasan. Krisis humas saat ini menuntut seorang praktisi humas harus kreatif dan inovatif mengelola sebuah informasi.

Universitas Airlangga bekerja sama dengan Perhumas Surabaya dan Jawa Pos mengadakan Diskusi Ruang Ide di Ruang Semanggi Jawa Pos, Graha Pena, Lantai 5, Surabaya (22/8/2019). Pada diskusi tersebut mengambil tema Manajemen Reputasi Krisis dan Public Relation Institusi Pendidikan di Era Disrupsi.

Pada acara itu mengundang empat pembicara kunci, yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Ketua Perhumas Surabaya dan Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR Dr. Suko Widodo, Drs., M. Si., Wakil Ketua Umum Perhumas Heri Rachmadi, dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Ciputra Prof. Dr. Burhan Bungin.

Heri Rachmadi dalam pemaparan materi menjelaskan ada beberapa adaptasi yang harus dilakukan oleh seorang humas di era disrupsi. Seorang humas harus mampu mengenal tantangan dengan menggunakan manajemen resiko. Praktisi humas harus mampu membangun paradigma baru dengan mengembangkan media sosial.

“Krisis tidak bisa ditolak dan media relation harus mampu  bertahan di era disrupsi,” ujarnya.

Gubenur  Jawa Timur Emil Dardak yang sebelum menjadi politisi adalah seorang praktisi humas menceritakan bagaimana pentingnya humas. Penggunaan media sosial perlu dimanfaatkan oleh praktisi humas untuk menyebarkan sebuah informasi. Pemuatan konten yang menarik untuk dikabarkan juga menjadi kunci kesusksesan strategi humas.

“Seorang humas, terutama di perguruan  harus bermanfaat dengan pendidikan tinggi dengan multimedia konten,” ungkapnnya.

Media sosial yang rentan dengan hoaks harus dikurangi dengan memuat informasi yang positif dan mendidik. Informasi yang memuat hoaks seingkali muncul hanya karena clickbait. Peran humas menjadi penting untuk mengkrontrusi informasi dengan benar kepada masyarakat.

Suko Widodo mengungkapkan bahwa humas yang berhasil adalah mengubah kepedihan menjadi kebahagian. Penggunaaan kalimat dalam sebuah informasi menjadi kunci kesuksesan seorang humas. Riset terhadap sebuah peristiwa juga perlu dilakukan oleh humas. Tujuan riset adalah menggali secara lebih dalam sebuah informasi untuk diinformasikan kepada masyarakat.  

“Kreatifitas dengan mengolah kata harus dikuasai oleh humas yang mampu membangkitkan sebuah instansi,” ujarnya.(*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).