“NDO-LID” Cara Baru Deteksi Kusta yang Menjanjikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Manadopost

Penyakit lepra atau kusta masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia bahkan di Brazil. Oleh sebab itu dibutuhkan alat diagnosis yang semakin baik dengan spesifikasi dan kepekaan yang tinggi sangat dibutuhkan. Penggunaan phenolic glycolipid (PGL)-1 menjadi salah satu alat diagnosis yang cukup baik namun ternyata memiliki keterbatasan. Akhir-akhir ini gabungan dari natural disaccharide octyl (NDO) dan leprosy IDRI diagnostic (LID)-1 atau NDO-LID menjadi alat diagnostik yang cukup menjanjikan karena mempunyai spesifikasi dan kepekaan yang tinggi bahkan dapat mendeteksi kusta sebeluh muncul gejala klinis.

Lepra merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini utamanya menyerang kulit dan saraf perifer. Dahulu untuk mendiagnosis penyakit lepra hanya berdasarkan gejala klinis, bacilloscopy, dan histopatologi. Pemeriksaan hapusan kulit dan histopatologi ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu tidak dapat mendeteksi lepra sebelum jumlah bakteri lebih dari 104 serta teknik yang sulit untuk melakukannya. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, telah ditemukan alat diagnostik yang mampu mendeteksi infeksi Mycobacterium leprae sebelum gejala klinis muncul. Beberapa tes yang memiliki kemampuan ini yaitu tes imunohistokimia, serologi yang tergolong murah, dan PCR.

Saat ini penelitian yang dilakukan mengarah pada molekul yang spesifik pada Mycobacterium leprae untuk diagnosis dini dan pengobatan. Salah satu molekul yang digunakan yaitu phenolic glycolipid I (PGL-1) yang ditemukan di awal tahun 1980. Immunoglobulin M (IgM) akan diproduksi untuk melawan PGL-1. Pemeriksaan antibodi PGL-1 mempunyai sensitivitas 77% dan spesifisitas 93% pada pasien tipe multibasiler. Akan tetapi penelitian telah menemukan keterbatasan dari PGL-1 yaitu mempunyai nilai positif palsu yang tinggi di area endemik. Antibodi PGL-1 juga akan bertahan lama di dalam jaringan tubuh sehingga menstimulasi produksi IgM meskipun tanpa bakteri yang hidup. Oleh sebab itu keberadaanya tidak selalu menunjukkan infeksi lepra yang aktif.

Penemuan terbaru menemukan suatu antigen yang ditemukan dalam nukleus Mycobacterium leprae yang dikenal dengan leprosy IDRI diagnostic (LID)-1. Berdasarkan penelitian LID-1 dapat mendiagnosis lepra tipe multibasiler dan beberapa tipe pausibasiler. Telah terbukti bahwa LID-1 dapat menjadi alat diagnosis dini lepra karena LID-1 dapat mendiagnosis lepra sebelum gejala klinis muncul. Antibodi terhadap LID-1 muncul sebelum satu tahun ditegakkannya diagnosis klinis. Ketika LID-1 dikombinasikan dengan natural disaccharide octyl (NDO) membentuk konjugat NDO-LID 1 yang mampu mendiagnosis lepra lebih awal dan menjadi lebih sensitif untuk tipe pausibasiler. Rapid test NDO-LID 1 sudah tersedia dipasaran. Tes ini bekerja untuk mendeteksi antibodi IgM yang melawan NDO dan antibodi IgG yang melawan LID-1. Penelitian membuktikan bahwa tes NDO-LID 1 lebih baik daripada PGL-1 karena pada NDO-LID 1 dapat mendeteksi IgM dan IgG. Penelitian membuktikan bahwa level IgG dan IgM berhubungan dengan bacterial load pasien. Subjek yang memiliki hasil yang lebih rendah diduga juga memiliki bacterial load yang lebih rendah.

Sebuah penelitian tahun 2017 yang dilakukan pada delapan pasien lepra tipe multibasiler yang belum atau telah menerima terapi multi drug selama kurang dari enam bulan di RSUD Dr. Soetomo diambil darahnya untuk dites menggunakan serologi NDO-LID. Terdapat tiga antibodi yang akan dideteksi pada penelitian ini yaitu IgM, IgG, dan kombinasi antara antibodi IgAMG yang melawan NDO-LID. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa kadar IgAMG anti NDO-LID bernilai lebih tinggi dibanding kadar IgM dan IgG. Kadar ini juga berkorelasi baik dengan klinis dan hasil histopatologi subjek. Melalui penelitian ini diduga IgAMG mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan IgM dan IgG. Meskipun penelitian ini dilakukan pada pasien multibasiler namun mungkin saja jika dilakukan pada pasien pausibasiler akan memberikan hasil yang sama.

Pentingnya diagnosis dini pasien lepra membuat peneliti berlomba-lomba untuk mencari alat diagnostik yang mempunyai spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi serta dapat mendeteksi lepra sebelum munculnya gejala klinis. Selain itu alat diagnostik juga harus terjangkau dan teknik untuk melakukannya juga harus mudah. Tes serologi NDO-LID menjadi salah satu yang mungkin memenuhi kriteria tersebut. Sebuah studi awal membuktikan bahwa kadar IgAMG anti NDO-LID lebih tinggi dibandingkan IgM dan IgG. Oleh sebab itu deteksi kadar IgAMG mungkin dapat meningkatkan senstivitas dari tes NDO-LID yang masih dibutuhkan studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Penulis: Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, SpKK, FINS-DV, FAADV

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.pagepress.org/journals/index.php/dr/article/view/8025

Judul jurnal : Immunoglobulin AMG Anti Natural Disaccharide Octyl – Leprosy IDRI Diagnostic (NDO-LID) Serologic Test for Leprosy Diagnosis: A Pilot Study

Rumondor, B., Prakoeswa, A., Trianita, M., Iswahyudi, I., Herwanto, N., Listiawan, M. Y., Agusni, I., Izumi, S., Duthie, M., & Sigit Prakoeswa, C. R.

Department of Dermatology and Venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga / Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia

https://doi.org/10.4081/dr.2019.8025

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).