Ketahui Manfaat Penggunaan Metode Ratoon Pada Padi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Mesin Padi

Padi Ratoon merupakan invensi yang dilindungi oleh Paten Sertifikat IDS 000001730  yang terbit pada 20 Desember 2017 dengan masa perlindungan 10 (sepuluh) tahun dihitung dari tanggal penerimaan pendaftaran (filing date) 11 November 2016 sampai 2026. Subyek Paten adalah seorang penulis sekaligus akademisi yang berkolaborasi dengan inventor seorang alumni dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Problem utama pertanian di dunia adalah karena berkurangnya lahan pertanian akibat ekstraksi industri dan perumahan selain dominasi dari negara-negara maju (developed countries) atas produk pertanian dan produk derivatifnya. Selain itu penyalahgunaan izin impor beras yang disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu, juga dipermainkan harganya oleh para tengkulak yang berkerah putih (white collar). Sehingga penulis pada tahun 2016 melakukan riset Hibah Fundamental tentang “Perlindungan  Hak Kekayaan Intelektual untuk Padi untuk Pola Tanam dan Produk Pertanian Padi guna Mendukung Ketahanan Pangan”. Temuan di lapangan, paling tidak  ada sembilan pola tanam. Namun yang paling unik adalah pola tanam dengan metode ratoon dengan teknologi R5.

Metode Ratoon sebagai suatu  invensi dilatarbelakangi oleh fakta di lapangan bahwa saat ini petani terbagi atas petani pemilik lahan, petani penggarap dengan bagi hasil dan buruh tani. Umumnya panen berlangsung dua kali dalam setahun, sehingga praktis ada tenggang waktu yang terbuang.  Dimana umumnya petani tidak memiliki penghasilan sama sekali. Sementara itu anak muda di desa sudah tidak mau lagi menjadi petani karena terkesan kotor.

Tujuan paten itu bertujuan agar metode ratoon dan teknologi tidak begitu saja diklaim oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga ada legitimasi ketika untuk menghibahkan metode ratoon dan teknologi R5 yang dapat diaplikasikan ke seluruh petani yang ada di Indonesia. Hal ini merupakan wujud sumbangsih  selaku rakyat Indonesia.

Ada Tiga belas keunggulan metode ratoon dengan teknologi R5 dibandingkan dengan pola tanam lainnya termasuk keunggulan produk padi/ berasnya. Pertama, metode ratoon tidak membutuhkan lahan baru karena metode ratoon dengan menggarap padi dengan bekas panen di lahan yang sama. Kedua, metode ratoon tidak memerlukan pengolahan lahan karena dilakukan pada batang padi sisa panen dan di lahan sawah yang sama.  Ketiga, ratoon tidak membutuhkan proses pembenihan mengingat ratoon adalah memilihara batang padi sisa panen. Padahal proses pembenihan membutuhkan waktu dan biaya pemukiman.

Keempat, metode ratoon tidak membutuhkan pengairan irigasi sawah yang kompleks cukup minim sekitar 30% dari ukuran normal pengairan sawah di lahan dan tanaman padi pada sisa panen. Kelima, metode ratoon tidak membutuhkan penanaman benih di lahan sawah. Keenam, pemeliharaan perawatan antara lain menyiangi tanaman padi dari rumput liar penjagaan dari hama tidak perlu dilakukan secara terus menerus. Ketujuh, pupuk urea yang dibutuhkan di sawah lazimnya adalah 400 kg perhektar. Akan tetapi dengan menggunakan metode ratoon maka hanya membutuhkan 100 kg/ha. Kedelapan, NPK Mutiara yang dibutuhkan untuk sawah lazimnya 200kg/ha. Sedangkan metode ratoon hanya 100 kg/ha. Kesembilan, NPK yang dibutuhkan untuk sawah pada umunya 650kg/ha metode Ratoon hanya 500 kg/ha.

Kesepuluh, masa panen padi pola tanam biasa sekitar 110 hari sedangkan padi dengan metode ratoon hanya selama 45 hingga maksimal 60 hari sejak penerapan metode ratoon. Kesebelas, hasil gabah padi biasa misalnya sebesar X, maka dengan metode ratoon masyarakat dapat menghasilkan gabah 110%. Kedua belas, padi memiliki aroma wangi. Ketiga belas, padi memiliki rasa punel dan legit. Selain itu, keuntungan yang lainnya adalah adanya penghematan biaya tanam hingga 50 persen.

Penulis : Prof. Dr. Rahmi Jened, SH., MH

Informasi detail tentang artikel ilmiah ini dapat dilihat di :

https://iip.ntut.edu.tw/var/file/92/1092/img/490834834.pdf

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).