Kasus Jarang Vulva Lymphangioma Dapatan pada Pasien Paska Tuberkulosis Kelenjar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Lymphangioma merupakan suatu bentuk malformasi jinak pada system kelenjar getah bening. Dapat terjadi karena bawaan dari janin atau dapatan saat seseorang dewasa karena pengaruh suatu penyakit yang diderita sebelumnya.

Vulva lymphangioma merupakan suatu penyakit yang jarang yang merupakan malformasi kelenjar getah bening yang ditandai dengan adanya vesikel yang tampak secara mikroskopis atau makroskopis. Penyakit ini dapat menurunkan kualitas hidup seseorang karena sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan nyeri yang menetap pada area tersebut dan juga dapat disertai infeksi.

Angka kekambuhan yang sangat tinggi dan resiko terjadinya bekas luka membuat penanganan pada lymphangioma sering kali sangat sulit. Beberapa sumber menyebutkan beberapa pilihan terapi untuk lymphangioma di antaranya eksisi luas, laser, sclerotherapy, cryotherapy, radiotherapy, bedah listrik, dan imiquimod.

Pada artikel ini kami laporkan seorang wanita muda berusia 20 tahun belum menikah datang ke poliklinik dengan keluhan terdapat beberapa bintil berisi cairan bening hingga kekuningan pada kelaminnya sejak 3 bulan yang lalu terasa tidak nyaman dan sedikit nyeri. Disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di kedua sisi lipat pahanya. Pasien tersebut sebelumnya divonis menderita penyakit tuberculosis kelenjar saat pasien berusia 13 tahun, sudah berobat dan dinyatakan sudah sembuh. Riwayat sudah berhubungan seksual dan berganti pasangan seksual disangkal oleh pasien. Pada kasus ini, pasien kami terapi dengan menggunakan bedah beku dan menunjukkan hasil yang baik.

Riwayat tuberculosis kelenjar yang dialami pasien dapat berhubungan dengan kejadian vulva lympangioma yang saat ini diderita oleh pasien. Sebab, sebuah sumber menyebutkan bahwa lymphangioma dapatan biasanya terjadi pada area yang terdapat obstruksi atau destruksi pada kelenjar getah bening.

Beberapa pilihan terapi dapat diberikan untuk lymphangioma. Di antaranya, eksisi luas, laser, sclerotherapy, bedah beku, radiotherapy, bedah listrik, dan imiquimod. Pada kasus ini, kami memilih menggunakan bedah beku karena bedah beku menggunakan suhu yang sangat rendah yang dapat menyebabkan kontraksi pembulih darah secara cepat.

Pada kasus ini, kami melakukan 5 sesi bedah beku dan menunjukkan hasil yang baik, bintil berisi cairan hampir seluruhnya menghilang. Komplikasi yang dapat terjadi pada vulva lymphangioma, termasuk dapat terjadinya selulitis dan disfungsi psikoseksual.

Vulva lymphangioma merupakan suatu kondisi malformasi jinak pada kelenjar getah bening pada area genitalia dengan angka rekurensi yang tinggi dan banyak pilihan terapi yang dapat digunakan. Follow-up pada pasien harus terus dilakukan untuk kemungkinan terjadinya komplikasi dan kekambuhan.

Penulis: dr. Marissa Astari

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Dermatology reports 2019; volume 11(s1):8093

A rare case report: Acquired vulva lymphangioma in a young female post tubercular lymphadenitis

Marissa Astari, Afif Nurul Hidayati 

Department of Dermatology and Venereology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga / Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia

https://www.pagepress.org/journals/index.php/dr/article/view/8093

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).