Teliti Tumbuhan Endemik Turki dan Efeknya Terhadap Alzheimer

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Yusuf saat sedang bekerja di laboratorium di Turki terkait riset Salvia officinalis. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Mengikuti student exchange atau pertukaran pelajar adalah sebuah mimpi dan kesempatan besar bagi mahasiswa. Salah satu yang beruntung untuk dapat menimba ilmu di luar negeri adalah Yusuf Alif Pratama, mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2016.

Yusuf mendapat kesempatan untuk mengikuti student exchange yang diselenggarakan oleh International Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) sebagai delegasi Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI).

“Awalnya memang ingin melatih kemandirian. Juga ingin mencoba hidup di luar negeri selama lebih dari dua minggu,” ujar Yusuf menceritakan awal mula ketertarikannya mengikuti student exchange.

Yusuf berkesempatan untuk magang di bidang riset Universitas Acibadem Mahmet Ali Aydinlar, Turki. Rangkaian kegiatan exchange itu dijalaninya mulai dari 3 Juli hingga 7 Agustus 2019. Di sana, Yusuf fokus melakukan penelitian di bidang Farmakognosi.

“Topik penelitian yang saya jalani di sana meliputi ekstraksi tanaman, uji aktivitas antioksidan, analisis kuantitatif, dan destilasi tumbuhan,” jelasnya.

Tumbuhan yang menjadi subyek penelitiannya adalah Salvia officinalis. Tumbuhan tersebut adalah tumbuhan endemik Turki dan sedang diteliti terkait efeknya terhadap Alzheimer.

Selama menjalani hari-harinya di Turki, Yusuf mengaku mendapatkan banyak pengalaman menarik. Walaupun sempat gugup pada awalnya, ia akhirnya bisa beradaptasi dan menjalani kegiatan magangnya dengan baik.

Yusuf (dua dari kanan) bersama rekan risetnya di Universitas Acibadem Mahmet Ali Aydinlar, Turki. (Dok. Pribadi)

“Sempat gugup juga, terutama saat dikenalkan dengan dosen-dosen di sana, karena ternyata saya mahasiswa pertama yang exchange di sana,” kisahnya.

“Pengalaman paling berkesan itu terutama saat bertemu dengan anak-anak yang les ngaji, lalu kita ngobrol setiap salat Jumat. Sampai waktu itu nggak boleh pulang sama mereka,” lanjutnya.

Bagi Yusuf, manfaat terbesar yang ia dapatkan selama mengikuti kegiatan exchange ini adalah pengalaman dan juga jejaring. Bahkan sampai saat ini, ia masih sering berkomunikasi dengan rekan-rekan di Turki melalui chat.

“Selain pengalaman dan jejaring, tentunya manfaat yang lain adalah hasil penelitian yang saya jalani di sana,” sebutnya.

Di akhir wawancara, Yusuf berpesan pada teman-teman mahasiswa untuk tidak takut mencoba mengikuti kegiatan student exchange. Ia juga meminta teman-teman yang berencana mendaftar untuk tidak khawatir perihal biaya dan kemampuan berbahasa Inggris.

“Terutama untuk negara yang bukan native English, nanti bisa belajar bahasa Inggris bersama-sama. Untuk masalah biaya, saya yakin universitas bisa membantu dan memberikan solusi,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sukma Cindra Pratiwi

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).