Optimalisasi Anti Kanker Epigalokatekin Galat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh 123RF.com

Kanker serviks menjadi penyakit keempat yang paling mematikan dimana seringkali menyerang pada  kaum perempuan, dimana hampir sekitar 18 ribu dari 33 ribu kasus mengalami kematian. Laporan terkini menyebutkan bahwa terjadi kenaikan jumlah kasus ini menjadi hampir dua kali lipatnya pada tahun 2015. 

Epigallocathecin gallate atau yang popular disingkat EGCG, merupakan salah satu bahan yang diisolasi dari produk alam, misalnya teh, dan telah teruji aktivitasnya sebagai antioksidan yang poten. EGCG dilaporkan terbukti memiliki aktivitas antikanker melalui beberapa mekanisme antara lain dengan menghambat pembentukan sel kanker, menghambat pembelahan sel kanker, serta menghambat pembentukan pembuluh darah di jaringan kanker yang dapat menghambat pertumbuhannya. 

Untuk terapi kanker serviks, EGCG diusulkan digunakan untuk pengobatan lokal supaya lebih efektif. Hanya saja, EGCG memiliki kemampuan masuk atau berpenetrasi ke dalam kulit yang rendah dikarenakan adanya gugus fenolik pada struktur kimianya. 

Pada penelitian ini, telah dilakukan upaya peningkatan kemampuan penetrasi EGCG ke dalam kulit dengan mengoptimalkan nilai koefisien partisi mendekati nilai 2-3, yang menjadi indikator kemampuan suatu bahan untuk dapat berpenetrasi masuk ke dalam kulit secara maksimal. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi surfaktan, yaitu Tween 80 dan Span 80, pada beberapa nilai perbandingan untuk mencapai nilai hydrophilic-lipophilic balance (HLB) tertentu. HLB ini merupakan indikator senyawa tersebut apakah lebih bersifat larut air atau lemak. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah pembentukan misel terbalik, dimana EGCG, yang telah dilarutkan pada dapar fosfat pH 5, dicampur dengan kombinasi Tween 80 dan Span 80. Kemudian campuran ini dikocok dalam dua pelarut yang tidak saling campur, yaitu dapar fosfat pH 5 serta n-octanol sebagai fase organik, sampai diperoleh kondisi setimbang dimana kadar EGCG stabil di fase dapar fosfat. Kemudian dilakukan uji penetapan koefisien partisi sebagai indikator awal kemampuan bahan dalam berpenetrasi menembus kulit. 

Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa peningkatan nilai HLB menyebabkan penurunan nilai koefisien partisi modifikasi EGCG-surfaktan.  Nilai koefisien partisi modifikasi EGCG yang optimal dapat diperoleh dengan membuat campuran EGCG dengan Tween 80 dan Span 80 pada nilai HLB 6, dimana nilai koefisien partisi modifikasi EGCG-surfaktan ini berada di nilai 2,1. Selain itu, hasil uji sitotoksisitas pada sel kanker Hela menunjukkan modifikasi EGCG-surfaktan pada nilai HLB 6 memiliki efektivitas lebih tinggi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker daripada EGCG murni. Hal ini menunjukkan bahwa modifikasi EGCG-surfaktan tersebut memiliki kemampuan menembus membran sel kanker yang lebih baik, yang dimungkinkan karena terjadi perubahan karakteristik kelarutan EGCG menjadi lebih lipofilik atau lebih larut lemak, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien partisi dan HLB, dibandingkan EGCG murni. 

Untuk mengetahui efektivitas penetrasi modifikasi EGCG-surfaktan ke dalam kulit lebih lanjut, maka dilakukan uji in vivo pada tikus dengan menggunakan Rhodamin sebagai penanda fluoresens EGCG yang masuk ke dalam kulit. Setelah dua jam pemakaian, diperoleh hasil bahwa modifikasi EGCG-surfaktan pada nilai HLB 6 menunjukkan intensitas fluoresens lebih tinggi hingga ke lapisan kulit yang lebih dalam (area dermis) dibandingkan EGCG murni. Telah diketahui bahwa kulit terdiri atas komponen lipid dan protein yang bersifat larut baik di air maupun lemak, sehingga EGCG yang terjebak di bagian dalam misel terbalik akan lebih mudah berpenetrasi masuk ke dalamnya daripada EGCG murni. 

Berdasarkan penelitian ini dapat ditunjukkan bahwa efikasi EGCG dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, khususnya sel Hela sebagai salah satu jenis sel karsinoma kulit, serta kemampuannya berpenetrasi sampai ke lapisan kulit yang lebih dalam berhasil ditingkatkan dengan modifikasi nilai koefisien partisi bahan menggunakan campuran Tween 80 dan Span 80. Pengembangan lebih lanjut bahan tersebut menjadi sediaan krim atau ovula dapat menjadi salah satu alternatif dalam terapi kanker serviks. 

Penulis: Andang Miatmoko, Ph.D., Apt.

Informasi detil mengenai penelitian ini dapat dilihat lebih jelas pada link berikut:

https://www.future-science.com/doi/abs/10.4155/tde-2019-0015  Rosita N, Meitasari VA, Rianto MC, Hariyadi DM, Miatmoko A, 2019, Enhancing Skin Penetration of Epigallocatechin Gallate by Modifying Partition Coefficient Using Reverse Micelle Method, Therapeutic Delivery; 10(7): ahead of print. https://doi.org/10.4155/tde-2019-0015

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).