Ekstrak Kunyit sebagai Bahan dressing untuk Mempercepat Penyembuhan Luka

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bukalapak.com

Dressing diperlukan untuk melindungi luka setelah operasi. Keuntungan penggunaan dressing dalam rongga mulut, yaitu untuk memfasilitasi penyembuhan karena dapat mencegah rasa sakit selama mengunyah makanan, meminimalkan infeksi pasca operasi dan pendarahan, dan untuk melindungi daerah luka saat berbicara atau mengunyah. Dahulu, dressing kombinasi dari seng oksida dengan eugenol banyak digunakan karena memiliki sifat anti-inflamasi, tetapi eugenol itu sendiri telah dilaporkan dapat menyebabkan kontak alergi dan bersifat toksik dalam sel fibroblas dan sel mirip osteoblas.  Karena itu dicari bahan alternatif pengganti  eugenol yang lebih aman, dan salah satu bahan potensial tersebut adalah ekstrak kunyit. Penelitian sebelumnya dalam studi siliko dan in vivo menunjukkan bahwa dressing yang dibuat dari bubuk seng oksida dan ekstrak kunyit cair, menghasilkan efek anti-inflamasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan dressing seng oksida-eugenol. Selain itu, ekstrak kunyit diketahui memiliki sifat toksik yang rendah. 

Pemberian dressing biasanya berkisar antara 3 hingga 14 hari setelah operasi, tetapi umumnya selama 7 hari. Penggunaan jangka panjang terbukti dapat meningkatkan peradangan karena terjadi akumulasi plak di bawah dressing, sehingga perlu diketahui waktu penggunaan dressing yang optimal pada luka. Proses penyembuhan luka, salah satunya dapat diamati dari ekspresi makrofag yang berasal dari lokasi luka. Makrofag memiliki peran penting dalam penyembuhan luka, melalui pelepasan faktor-faktor yang menarik sel-sel inflamasi menuju lokasi luka, merangsang pembentukan jaringan granulasi, dan meningkatkan migrasi sel. Proliferasi makrofag akan menyebabkan produksi kolagen lebih cepat dari biasanya. Untuk mengetahui dan mengamati ekspresi makrofag, digunakan marker MAC387.  Selama ada peradangan, ekspresi siklooksigenase ‐ 2 (COX‐2) akan meningkat,  menghasilkan peningkatan prostaglandin dan akan memperburuk peradangan. Mengurangi ekspresi COX‐2 akan mempercepat proses penyembuhan luka. Kurkumin, sebagai zat aktif dalam ekstrak kunyit, diketahui memiliki aktivitas anti-inflamasi dengan cara menghambat ekspresi COX-2. Pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi juga merupakan salah satu faktor penyembuhan luka, karena pembuluh darah baru atau neovaskular menyediakan nutrisi pada jaringan untuk regenerasi dan memperbaiki area yang rusak. Dengan demikian, untuk mengetahui efek peggunaan dressing seng oksida – ekstrak kunyit pada proses penyembuhan luka, dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati jumlah neovaskular, ekspresi makrofag dan ekspresi COX-2. 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan lamanya waktu penggunaan dressing yang optimal melalui pengamatan terhadap pembentukan pembuluh darah baru, jumlah ekspresi makrofag dan jumlah ekspresi COX‐2 selama proses penyembuhan luka, yang dilihat pada hari ke 7 pasca operasi, menggunakan model tikus. Metoda dalam penelitian ini menggunakan subjek dua puluh tikus Wistar jantan, yang secara acak dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing 5 ekor tikus. Luka dibuat dengan cara mengeksisi  area dorsal semua subjek dengan ukuran luka 6x6mm. Setelah dilakukan eksisi, untuk kelompok perlakuan, daerah luka ditutup menggunakan dressing seng oksida – ekstrak kunyit selama 3 hari,  5 hari  dan 7 hari, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemberian dressing. Pada hari ke 7, jaringan sekitar luka diambil dan ditanam dalam blok parafin, diiris tipis dan diletakkan di atas kaca. Pewarnaan hematoksilin-eosin pada jaringan luka, dilakukan untuk mengidentifikasi pembuluh darah baru dan pewarnaan imunohistokimia untuk mengidentifikasi ekspresi makrofag dan ekspresi COX-2  Hasil penelitian pada kelompok yang lukanya ditutup dressing selama 5 hari dan 7 hari, didapatkan jumlah pembuluh darah baru dan ekspresi makrofag yang lebih tinggi. Selain itu ekspresi COX-2 lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol pada pengamatan hari ke 7. Ekspresi COX-2 yang lebih rendah menunjukkan adanya efek anti-inflamasi, sedang peningkatan jumlah pembuluh darah baru dan ekspresi makrofag menunjukkan proses penyembuhan luka yang lebih cepat. 

Penelitian ini membuktikan penggunaan dressing kombinasi bubuk seng oksida dan ekstrak kunyit cair, sebagai bahan alternatif untuk dressing zinc oxide dan eugenol, sangat menjanjikan dan lama pemberian dressing seng oksida – ekstrak kunyit yang optimal adalah selama 5 hari. Namun, penelitian ini masih terbatas pada efek dressing seng oksida – ekstrak kunyit sebagai anti-inflamasi dan merangsang proses penyembuhan luka, sehingga luka lebih cepat  sembuh. 

Penulis: Dr. Asti Meizarini, drg., M.S. 

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.4103/jioh.jioh_31_19

Aryati, Meizarini A, Riawan W, Puteri A, Kuntari S (2019). The Effects of Different Durations of Zinc Oxide–Turmeric Dressing Application on Wound toward Neovascularization and Expression of Macrophage Marker Antibody and Cyclooxygenase‑2: An In vivo Study. J Int Oral Health, 11(3): 122-6; http://www.jioh.org/article.asp?issn=0976-7428;year=2019;volume=11;issue=3;spage=122;epage=126;aulast=Aryati,

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).