Vaksin Dengue Multivalen Menginduksi Antibodi Netralisasi pada Kelinci

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi vaksin demam berdarah. (Sumber Gambar: Kesmas ID)

Dengue atau demam berdarah merupakan masalah kesehatan masyarakat global terutama di daerah tropis dan subtropis. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.

Sebagian besar vaksin DENV telah dirancang untuk menginduksi antibodi pelindung terhadap protein eksternal dari keempat serotipe virus. Oleh karena itu, vaksin multivalen menjadi kebutuhan (Rantam et al., 1999; Liu dan Lei, 2008). Pendekatan alternatif telah dipelopori oleh tim DHF Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga. Uji Serum Virus Netralization (SVN) digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi sistemik yang mencegah infektivitas virus (Gauger et al., 2014).

Uji SVN dapat digunakan pada kelinci untuk mengukur tingkat antibodi netralisasi (pasca infeksi atau vaksinasi). Eksperimen ini dilakukan untuk membuktikan keberadaan antibodi netralisasi dari vaksin dengue multivalen berdasarkan uji SVN yang selanjutnya dikonfirmasi oleh PCR.

Delapan belas kelinci jantan White New Zealand dibagi menjadi tiga kelompok. Vaksinasi dilakukan pada hari ke-0, dan booster pada hari ke-14. Serum darah dikoleksi pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28. Sel vero dikultur dalam lempeng mikro 24-sumur (2×105 sel/sumur) dan diinkubasi semalaman pada suhu 37°C dalam 5% CO2 hingga 80% confluent. Media yang digunakan adalah Eagle’s minimum essential medium (EMEM).

Antigen yang digunakan adalah DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4 (pengenceran 1: 100). Dua puluh sampel serum dikoleksi dari kelinci percobaan yang diimunisasi dengan vaksin dengue multivalen dan menunjukkan hasil positif pada uji ELISA. Sampel serum diinaktivasi pada suhu 56°C selama 30 menit dan diencerkan (1:32, 1:64, 1: 128, 1: 256) dalam media yang mengandung 1% albumin sapi dengan tambahan penicillin-streptomycin. Antigen dan serum yang telah diencerkan dicampur dengan perbandingan 1: 1 dalam tabung eppendorf dan diinkubasi pada suhu 37°C dalam 5% CO2 selama 1 jam dan diinfeksikan ke dalam sel vero (50 μl) serta diinkubasi pada suhu 37°C dalam 5% CO2 selama 5 hari.

Antibodi netralisasi dipercaya memberikan perlindungan terhadap virus dengue. Titer antibodi netralisasi dianggap penting dalam pengembangan vaksin dengue (Kulkarni et al., 2017). Titer antibodi netralisasi 1:10 atau lebih telah disarankan sebagai perlindungan untuk virus dengue (Song et al., 2014; Buddhari et al., 2014).

Dalam penelitian kami, kehadiran cytopathic effect (CPE) berbeda nyata pada kelompok P2 dibandingkan dengan kelompok P1. Pengenceran terbaik yaitu 1: 256, pengenceran antibodi di bawahnya (1: 32-1: 128) mampu menetralkan virus dengue dan tidak menunjukkan CPE. Dengan demikian, uji SVN berguna dalam mengevaluasi reaktivitas silang serologis antara vaksin antiserum dan varian virus dengue.

Diamati bahwa kelinci yang diimunisasi dengan vaksin dengue multivalen menunjukkan antibodi netralisasi terhadap keempat jenis virus dengue, dengan peningkatan yang nyata setelah dilakukan booster berikutnya. Titer antibodi netralisasi yang relatif sama (1:45, 1:29, 1:57 dan 1:22 untuk DENV-1 hingga 4, masing-masing secara berurutan) dengan uji netralisasi reduksi plak (PRNT) dilaporkan oleh Zhao et al. (2014). Sementara, respon antibodi netralisasi yang lebih rendah (1:10) menggunakan uji penghambatan CPE dan DENV-2 dilaporkan oleh Mota et al. (2005).

Berdasarkan penelitian ini, vaksin dengue 0.5 cc sebagai vaksin primer tampaknya memberikan respon positif yang lebih baik daripada vaksin dengue 0.3 cc. Sel tidak terinfeksi oleh virus dengue yang telah dibuktikan oleh PCR. Sampel A4-28 digunakan untuk PCR (kelinci dari kelompok P1 yang serumnya diambil pada hari ke 28). Pemilihan sampel didasarkan pada uji SVN yang tidak menunjukkan CPE. Uji SVN menunjukkan hasil positif pada semua pengenceran antibodi sampai hari ke-5 pasca infeksi, sedangkan PCR menunjukkan hasil negatif.

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa vaksin dengue multivalen yang dikembangkan oleh tim DHF Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga dapat menghasilkan antibodi yang mampu menetralkan keempat jenis virus dengue. Dosis efektif vaksin dengue multivalent pada penelitian ini adalah 0.5 cc. (*)

Penulis: Lita Rakhma Yustinasari

Informasi lebih lengkap mengenai artikel tersebut bisa akses link berikut ini:

http://ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?ArticleView=1&ArticleID=8915 Multivalent Dengue Vaccines Induced Neutralization Antibodies in Rabbits Indian Vet. J., July 2019, 96(07): 10-11. Email penulis: lita-r-y@fkh.unair.ac.id

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).