Urgensi Peningkatan Sanitasi dan Higiene Pasar Ikan Tradisional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Perikanan identik dengan budidaya ikan lele. Meskipun hal ini tidak sepenuhnya salah, terdapat aspek lain yang perlu disorot dalam dunia perikanan: teknologi pasca panen, industri kesehatan seperti vaksin ikan dan probiotik, serta aspek fisik lingkungan untuk menjaga megabiodiversitas Indonesia.

Pada aspek teknologi pasca panen, ada salah satu unsur vital yang disebut sebagai keamanan pangan hasil perikanan. Keamanan pangan tersebut ditujukan untuk menjaga produk pangan olahan hasil perikanan yang aman dikonsumsi, bebas dari kontaminan fisik, kimia, maupun biologis.

Kontaminan fisik seperti duri, potongan logam, serta sisik dapat diatasi selama proses, sedangkan keamanan kimia dapat dijaga melalui penerapan standar penanganan yang baik, tidak menggunakan formalin, serta menjaga suhu selama proses penyimpanan. Namun, kontaminan biologis seperti bakteri dan virus sampai saat ini masih dirasa dipandang sebelah mata mengingat dampak yang ditimbulkan terkadang dianggap sebagai penyakit umum (muntah, pusing, serta diare).

Pada artikel ini, aspek keamanan pangan ditinjau dari higiene pasar tradisional yang memasarkan produk olahan ikan. Pasar ikan tradisional Surabaya saat ini telah mulai menunjukkan penataan yang cukup higienis. Ditunjukkan dengan peningkatan sarana dan prasarana, pembukaan pasar ikan baru di wilayah Bulak, Kenjeran, serta penataan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sehingga memiliki standar yang jauh lebih baik.

Hal ini merupakan arah baru bagi perkembangan perikanan Indonesia. Dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi penjagaan keamanan pangan hasil perikanan Indonesia.

Meskipun demikian, kontaminasi mikrobia selama penanganan masih sangat memungkinkan terjadi. Kontaminan mikroba seperti Escherichia coli, Salmonella enterica, dan Staphylococcus aureus merupakan kontaminan yang umum ditemui pada produk olahan ikan karena bakteri-bakteri tersebut umumnya terdapat pada tubuh manusia. Escherichia coli, Salmonella enterica misalnya, merupakan flora umum yang ditemui di saluran pencernaan manusia dan binatang, sehingga apabila penanganan ikan dilakukan oleh orang yang ke toilet tanpa mencuci tangan dengan benar, maka dipastikan pada produk dagangannya akan mengandung satu atau kedua bakteri tersebut.

Hasil temuan menunjukkan dari 29 sampel yang diambil di Surabaya masih mengandung Salmonella sp. Meskipun belum dipastikan apakah bakteri tersebut merupakan penyebab penyakit atau bukan, namun temuan ini menunjukkan secara tidak langsung bahwa proses penanganan ikan masih perlu ditingkatkan.

Peningkatan yang perlu dilakukan, terutama adalah pada aspek higiene penangan dan pengolah ikan, seperti penggunaan alat, alas, cuci tangan yang benar, serta menggunakan air dan es yang bersih dari kontaminan. Temuan tersebut telah dipublikasikan pada prosiding IOP Science dan dapat dibaca pada tautan berikut: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/236/1/012115/meta

Penulis: Heru Pramono

Departemen Kelautan, FPK UNAIR

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).