Obati Gigi Goyang Melalui Tanaman Eceng Gondok

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kaskus

Gigi goyang disebabkan adanya kerusakan jaringan periodontal. Hal itu diakibatkan oleh bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans (Aa) yang mempunyai faktor virulensi potensial merusak jaringan periodontal yang berfungsi sebagai jaringan penyanga gigi. Bakteri ini merupakan penyebab utama penyakit pada jaringan periodontal yang dikenal dengan nama Periodontitis agresif. Ciri khas penyakit ini adalah menyerang individu usia muda, dibawah usia 35 tahun dengan kerusakan progresif pada tulang alveolar yang berfungsi sebagai penyangga gigi. Hingga sampai saat ini karang gigi menjadi penyebab terbesar kegoyangan gigi yang tidak banyak ditemukan pada individu dengan penyakit ini. Namun melalui pemeriksaan klinis, individu dengan Periodontitis agresif ditemukan kerusakan jaringan periodontal yang ditandai dengan bertambahnya kedalaman normal sulkus gingiva. Lebih dari 3 mm, terutama pada gigi molar pertama dan insisif, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Apabila kerusakan jaringan periodontal akibat bakteri Aa ini tidak dihambat maka akan mengakibatkan gigi menjadi goyang, berubah posisi, bahkan menjadi tanggal.  

Masalah menjadi semakin kompleks, jika yang tanggal adalah gigi depan atas maka akan mempengaruhi faktor estetika wajah. Kondisi ini akan mengganggu penampilan seseorang, apalagi penyakit ini menyerang individu pada usia relatif muda yang masih mengutamakan faktor estetik. Oleh karena itu, diperlukan solusi penanganan yang efektif dan mudah dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan tumbuhan liar enceng gondok. Menurut literatur, tumbuhan enceng gondok mempunyai kandungan kimia potensial yang berfungsi sebagai antibakteri. Pada daun enceng gondok ditemukan senyawa fenol, terpenoid, flavonoid, dan alkaloid. Senyawa ini bersifat antibakteri. Atas dasar kandungan potensial tersebut, penulis melihat adanya peluang untuk memanfaatkan daun enceng gondok dalam penanganan penyakit periodontitis agresif yang diakibatkan oleh bakteri Aa. Namun hal ini masih perlu dibuktikan.

Enceng gondok merupakan tanaman yang tumbuh liar di permukaan sungai dan kerap dianggap sebagai tanaman pengganggu ekosistem dalam air. Pertumbuhan enceng gondok yang tidak terkendali dapat mengakibatkan banjir karena aliran sungai menjadi terhambat. Selain itu, pertumbuhan liar tanaman ini akan menutup permukaan air, sehingga sinar matahari tidak dapat masuk. Padahal sinar matahari dibutuhkan untuk kehidupan bakteri pengurai limbah yang berada dibawah permukaan air. Keberadaan sebagai pengganggu inilah yang membuat tanaman enceng gondok kerap dibuang begitu saja. Hasil pembuangan tanaman enceng gondok yang berlimpah dapat mempermudah ketersediaan bahan baku, dan jika nantinya terbukti dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan gigi.

Guna membuktikan kebenaran argumen penulis tentang manfaat positif dari enceng gondok, maka dilakukan penelitian pengaruh ekstrak daun enceng gondok terhadap pertumbuhan bakteri Aa secara in vitro. Selanjutnya dengan hasil ekstrak tersebut, dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri Aa. Metode yang digunakan adalah dilusi seri dengan konsentrasi ekstrak daun enceng gondok: 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78% dan 0% sebagai kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dengan konsentrasi mulai 100% hingga 6,25% dapat menghambat 100% pertumbuhan bakteri Aa secara bermakna. Pertumbuhan bakteri Aa mulai tampak pada konsentrasi 3,125% dan menunjukkan peningkatan hingga mencapai konsentrasi ekstrak 0% (kontrol). Pada konsentrasi ekstrak 0,78%, pertumbuhan bakteri Aa tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dapat menghambat bakteri Aa dengan konsentrasi minimum 1,56%.

Hasil tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun enceng gondok mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aa. Mekanisme hambatan pertumbuhan bakteri Aa ini, secara umum diakibatkan oleh adanya senyawa antibakteri yang terdapat dalam ekstrak daun enceng gondok, yaitu fenol, terpenoid, flavonoid, dan alkaloid. Senyawa potensial ini mampu mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri gram negatif yang dapat mengakibatkan keluarnya substansi intraseluler yang dibutuhkan untuk kehidupan bakteri. Sehingga pada akhirnya bakteri mengalami kematian. Aa termasuk bakteri gram negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri Aa dapat dihambat oleh ekstrak daun enceng gondok akibat aktifitas senyawa potensial yang terkandung didalamnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam membuat obat herbal untuk mengobati penyakit Periodontitis agresif yang disebabkan oleh bakteri Aa. Jika keparahan penyakit Periodontitis agresif dapat dihambat oleh ekstrak daun enceng gondok, maka kegoyangan gigi juga dapat dihambat dan tanggalnya gigi juga dapat dicegah. Sehingga dapat bermanfaat pada fungsi gigi dan estetika wajah individu yang mengalami periodontitis agresif.

Penulis: Dr. Agung Krismariono, drg, MKes, SpPerio(K)

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada penelitian kami:

https://innovareacademics.in/journals/index.php/ajpcr/article/view/33162

Yasinta Izzah Afidati, Irma Josefina Savitri, Agung Krismariono.  Inhibition activity of Water hyacinth leaf extract (Eichhornia crassipes) against Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 2019.12(6). 122-125

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).