Dirdik dan Dirmawa UNAIR Bersinergi Budayakan Iklim Riset UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh solutionsfortheplanet.co.uk

UNAIR NEWS – “Kemampuan untuk bertindak fleksibel, berinovasi, dan mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan kompleks akan menjadi dasar calon mahasiswa UNAIR untuk menjadi calon peneliti yang HEBAT (Humble, Excellent, Brave, Agile, dan Transcendent) di masa mendatang,” ungkap Direktur Pendidikan Universitas Airlangga Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA., DVM.

Research (penelitian) adalah bagian sentral yang tidak terpisahkan dari Tridharma Perguruan Tinggi. Riset-riset dengan kualitas dan kuantitas yang bagus berperan penting dalam menunjang reputasi dan rekognisi suatu perguruan tinggi di mata dunia.

Prof Bambang menuturkan bahwa untuk menjadi World Class University (WCU), budaya riset di UNAIR harus mendarah daging pada setiap komponen di universitas. Secara implementasi, direktorat pendidikan mempunyai Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI). LPI-lah yang mendesain dan menyusun roadmap penelitian di UNAIR.

Setiap hasil penelitian dosen wajib untuk dipublikasikan pada jurnal nasional atau jurnal internasional. Selain itu, mahasiswa UNAIR, baik mahasiswa jenjang Program Sarjana (S1), Program Magister (S2), Program Spesialis (Sp-1 dan Sp-2) dan Program Doktor (S3) wajib untuk mempublikasikan karya ilmiahnya.

Mahasiswa S1 wajib melakukan publikasi paling rendah pada jurnal nasional ber-ISSN (International Standard Serial Number). Mahasiswa S2 dan Mahasiswa Program Spesialis wajib melakukan publikasi paling rendah pada proceedings international conferences terindeks Scopus. Sedangkan mahasiswa S3 wajib melakukan publikasi pada jurnal international yang terindeks Scopus dan atau ISI Thompson dan bebas dari status predatory journals dan atau predatory publishers.

“Mahasiswa sering kali dipandang sebelah mata terkait dengan riset. Padahal sebenarnya mahasiswa memiliki potensi yang luar biasa terakit dengan riset,” ungkap Direktur Kemahasiswaan Universitas Arilangga Dr. M. Hadi Shubhan S.H., C.N., M.H.,

Dr. Hadi menuturkan ada beberapa kebijakan yang bisa menstimulus minat mahasiswa di bidang riset. Pertama, hasil riset mahasiswa akan disetarakan dengan skripsi bagi mereka yang hasil risetnya memperoleh juara di Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas).

Kedua, mahasiswa akan diprioritaskan menerima penghargaan sebagai wisudawan berprestasi apabila memiliki riset excellent dan mendapat rekognisi dari dalam atau pun luar negeri. Kemudian yang terakhir, universitas akan memberikan fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa terkait dengan riset. Tujuannya ialah agar mahasiswa merasa nyaman dengan peralatan yang memadai sehingga bisa menghasilkan riset yang bagus.

“Saya mengutip ucapan dari filosofi Descrates, ‘Saya berfikir maka saya ada’. Lalu saya ubah sedikit menjadi, ‘Saya meneliti maka saya ada’. Dengan ungkapan ini diharapkan mahasiswa bisa semakin bangga dan semakin semangat menghasilkan riset,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor    : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).