Delegasi FEB UNAIR Pelajari Islamic Finance bersama Mahasiswa Mancanegara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga berkesempatan mengirimkan sejumlah delegasinya untuk belajar di Maroko. Mereka bertandang ke negeri berjuluk Seribu Benteng itu guna memenuhi undangan kuliah tamu sekaligus berpartisipasi dalam summer course yang dihelat International Business School, The Hague University Applied Science (THUAS).

Pemilihan Maroko –tepatnya Netherlands Institute Morocco (NIMAR) di Kota Rabat–sebagai lokasi kegiatan didasarkan atas tema summer course kali ini, yakni Islamic Finance. Maroko merupakan negara muslim dengan beberapa institusi ekonomi berbasis syariah sehingga dirasa tepat untuk dijadikan wahana pembelajaran bagi peserta summer course.

Kegiatan yang berlangsung selama dua pecan –sejak tanggal 8 hingga 19 Juli– itu diikuti seorang pengajar juga tiga mahasiswa asal Departemen Ekonomi Syariah (EKIS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), UNAIR. Yakni Bayu Arie Fianto, S.E., MBA., Ph.D.; Evi Aninatin Ni’matul Choiriyah; Yasinta Suci Linggasari; dan Asep Maulana.

”Ini merupakan bagian dari kerja sama antara FEB UNAIR dengan International Business School the Hague. Pengajar mereka pernah ke sini untuk memberikan kuliah tamu. Nah, kemarin giliran kami yang mengisi materi dengan saya sebagai dosen tamu. Sementara tiga mahasiswa saya menjadi peserta,” ujar Bayu saat ditemui pada sela waktu mengajar.

Dalam kesempatan tersebut, Bayu mengajarkan empat topik seputar Islamic Finance meliputi Legal Standing of Islamic Finance, Islamic Financial Instrument, Introduction to Islamic Finance, dan Islamic Microfinance. Ia juga memadukan pengajaran dengan test serta kuis melalui platform Kahoot agar mempermudah peserta dalam memahami materi.

”Program ini tidak hanya berupa kuliah tamu, melainkan terdapat test, baik pre-test maupun post-test. Jadi, harus mencapai standar nilai yang ditentukan karena berhubungan dengan sistem transfer kredit. Alhamdulillah, bisa lulus semua. Bahkan, satu mahasiswa kita, Evi, berhasil meraih nilai terbaik,” terang alumnus Lincoln University itu.

Selain tiga mahasiswa FEB UNAIR, ada enam peserta lain yang berasal dari University The Hague dan University of Ez-Zitouna. Bayu mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami kendala saat memberikan materi. Sebab, beberapa peserta merupakan mahasiswa program magister sehingga perlu upaya untuk menyesuaikan pengajaran.

”Enam peserta lain memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Meski tidak semua beragama Islam, tapi mereka sangat aktif dan antusias dalam mempelajari Islamic Finance karena melihat adanya peluang pada bidang ini di dunia internasional. Oleh karena itu, mereka perlu mengetahui operasional ekonomi berbasis syariah,” imbuh Bayu.

Dihubungi secara terpisah, Yasinta  –sapaan akrab Yasinta Suci Linggarsari– turut berbagi cerita mengenai summer course tersebut. Menurut Yasinta, kegiatan itu menjadi pengalaman baru bagi dirinya dan kedua temannya. Sebab, ada banyak hal yang mereka peroleh, terutama ilmu mengenai perkembangan Islamic Finance di Maroko serta Afrika.

”Awalnya, kami mengira bila negara muslim sudah familiar dengan ekonomi Islam, nyatanya tidak. Di Maroko, bank Islam baru didirikan tahun 2017. Secara mazhab, instrumen, dan praktik juga tidak sama dengan Indonesia. Kami jadi tahu perspektif lain mengenai Islamic Finance karena peserta dan pengajar ada yang non-muslim,” katanya.

Perbedaan bahasa menjadi kesulitan utama bagi Yasinta, Evi, serta Asep. Ketiganya tak mahir bercakap dalam bahasa Arab ataupun Prancis, yang merupakan bahasa sehari-hari di Maroko. Namun, mereka bersyukur karena merasa terbantu oleh masyarakat setempat sehingga hal itu dapat diatasi. Salah satunya ketika berkesempatan berbelanja di pasar.

”Ada peserta lain yang berasal dari Maroko. Dia bersedia membantu kami untuk menawar barang di Souk (pasar tradisional, Red). Dan, proses tawar-menawar inilah yang membuat kami terkesan karena menggunakan tiga bahasa, yaitu Arab, Inggris, dan Belanda,” ujar Yasinta.

Selain berpartisipasi dalam summer course, keempat delegasi FEB UNAIR berkesempatan untuk mengikuti study excursie ke bank syariah, Harvard Consulty, mengunjungi situs bersejarah, dan menjajal hidangan khas Maroko. Bukan hanya itu, mereka juga dapat belajar bersama dua pengajar asing dari University The Hague serta Leiden University. (*)

Penulis: Nabila Amelia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).