Vitamin D Atasi Penyakit Diabetes Mellitus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah pada tubuh seseorang. Beberapa tahun terakhir, DM menjadi salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di Indonesia. Menempatkan Indonesia pada sepuluh besar negara dengan penderita DM terbanyak di dunia.

Oleh karena tingginya angka kejadian DM tersebut, Dewi Ratna Sari, dr., M.Si., Grad.Cert.AFA  (Dewi) kemudian melakukan penelitian untuk menemukan suatu terapi tambahan guna memodifikasi risiko DM. Lebih spesifik, penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan tim berfokus pada efek konsumsi vitamin D terhadap ekspresi protein pengangkut gula darah (GLUT4) terhadap jaringan lemak tikus diabetes. GLUT4 berfungsi untuk membantu penyerapan gula darah kedalam sel lemak.

“Sebelumnya sudah banyak penelitian yang dilakukan tentang pengaruh vitamin D terhadap DM. Namun sedikit yang berfokus pada GLUT4 dan jaringan lemak,” ucap Dewi.

Untuk menyelesaikan penelitian tersebut, Dewi dibantu oleh ketiga rekannya. Yaitu Tri Hartini Yuliawati dr., M.Ked., Grad.Cert.AFA (Yuli), Rimbun dr., M.Si., Grad.Cert.AFA (Rimbun) dan Joni Susanto dr., M.Kes. Didampingi oleh Prof. H. Ari Gunawan, dr., MS., PA(K)., PhD (Alm) dan Prof. Dr. Harjanto, JM., dr., AIFM (Alm).

Dewi menjelaskan, terdapat dua puluh delapan tikus yang digunakan. Setelah diadaptasikan selama tujuh hari, tikus tersebut kemudian diberi makanan tinggi lemak selama empat belas hari baru kemudian diinduksi dengan streptozotocin (obat perusak sel pankreas) agar mengalami diabetes. Tujuh hari setelah proses induksi tersebut, hanya sembilan belas tikus yang berhasil mengalami diabetes.

Dari sembilan belas tikus tersebut, kemudian dipisahkan menjadi empatkelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan berdasarkan dosis vitamin D yang diberikan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar vitamin D, maka akan semakin tinggi pula ekspresi GLUT4.

“Dengan tingginya ekspresi GLUT4, maka akan semakin banyak gula darah yang dapat diambil oleh jaringan lemak. Harapannya, kadar gula darah dapat kembali normal,” terang Rimbun, menambahkan penjelasan.

Meskipun begitu, Yuli menjelaskan bahwa vitamin D hanya dapat dikonsumsi oleh penderita DM yang tidak memiliki komplikasi. Mengingat vitamin D merupakan vitamin larut lemak, maka kondisi hati dan ginjal pasien DM harus dalam kondisi sehat. Dosis konsumsi vitamin D juga tidak boleh melebihi batas normal.

“Konsumsi vitamin D dengan dosis yang diperkenankan oleh FDA (Food and Drug Administration USA, red),  BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan, red) atau sesuai dengan resep dokter,” himbau Yuli.

Kedepannya, Dewi dan tim berencana untuk melakukan penelitian serupa namun menggunakan jaringan yang lain, yang berhubungan dengan diabetes. Selain itu, juga melihat efek samping dari pemberian vitamin D terhadap tubuh pasien diabetes.

Reporter : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Refence :  Sari, D. R. et al., 2015. Effect of Cholecalciferol on GLUT4 Expression in Adipocyte of Diabetic Rats. Journal of the ASEAN Federation of Endocrine Societies, 30(2), pp. 190-193.

Link :

http://www.asean-endocrinejournal.org/index.php/JAFES/article/view/197

http://dx.doi.org/10.15605/jafes.030.02.01

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).