Penguatan Data untuk Pahami Strategi Adaptasi dan Mitigasi Kekeringan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Republika online
Ilustrasi oleh Republika online

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mengalami bencana termasuk kekeringan. Beberapa provinsi di Indonesia mengalami bencana kekeringan tiap tahun dan salah satunya adalah di Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara Timur telah mengalami kekeringan sejak satu dekade lalu dengan korban baik materiil maupun immaterial.  Sebanyak lima kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini masuk dalam status siaga darurat kekeringan, yaitu Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kota Kupang. Pertanyaannya adalah apakah bencana kekeringan ini bisa diantisipasi sejak dini serta diprediksi dengan menggunakan data?

Sebuah survei data rumah tangga dilakukan di Nusa Tenggara Timur, Indonesia pada tahun 2018. Dataset terdiri dari 300 respon yang dikumpulkan dari survei rumah tangga yang dilakukan di tujuh kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Survei dilakukan dalam periode tiga bulan (Juni hingga Agustus 2018) dan merupakan bagian dari program yang menilai penerapan model Manajemen Siklus Kekeringan (Drought Cycle Management/DCM). Desain pengambilan sampel yang diterapkan untuk memperoleh data adalah pengambilan sampel acak dua tingkat menggunakan stratified random sampling. Pengambilan sampel dirancang untuk memastikan bahwa sampel yang dikumpulkan mewakili populasi target di wilayah tersebut. Tahap pertama memilih secara acak tujuh kabupaten dari 22 kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Tahap kedua termasuk memilih total 300 rumah tangga dari kabupaten terpilih. Jumlah rumah tangga yang disurvei di suatu kabupaten dialokasikan secara proporsional dengan jumlah total rumah tangga di kabupaten terkait. Rumah tangga dipilih secara acak dari daftar semua nama rumah tangga di kabupaten yang dipilih. Wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data. Sasaran utama sebagai responden adalah kepala rumah tangga. Namun demikian, karena kegiatan pertanian pada siang hari, wawancara dengan 198 kepala rumah tangga hanya dimungkinkan, sementara 102 kuesioner lainnya dilakukan dengan anggota rumah tangga lain yang memiliki informasi yang memadai tentang strategi adaptasi dan mitigasi kekeringan yang diterapkan. Pekerjaan lapangan dilakukan oleh tim yang melibatkan surveyor lokal terlatih untuk memastikan bahwa responden memahami pertanyaan yang diajukan.

Dataset terdiri dari informasi tentang karakteristik sosial-demografi rumah tangga (misalnya jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendapatan bulanan, pendidikan, dll.) Serta masalah-masalah terkait kekeringan, yaitu sumber daya rumah tangga (misalnya, sumber air, pendapatan rumah tangga, kepemilikan lahan pertanian, dll), kegiatan pertanian (yaitu, jenis tanaman dan ternak, sumber air untuk tanaman dan manajemen ternak, masalah yang dihadapi selama kekeringan, dll), pengetahuan dan persepsi tentang kekeringan termasuk persepsi ramalan cuaca, pengalaman dengan kekeringan (misalnya, kehilangan tanaman dan hewan) dan strategi adaptasi, mitigasi dampak kekeringan, persepsi kekeringan di masa depan dan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan.

Data yang dikumpulkan dimasukkan dalam excell. Selain itu, data mentah diperbaiki dengan mengoreksi input yang tidak konsisten. Respon dan tanggapan yang hilang dibersihkan dari data. Statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Paket Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS).

Penggunaan data dapat bermanfaat untuk memahami strategi adaptasi dan mitigasi rumah tangga sehubungan dengan kekeringan sebagai bagian dari model Manajemen Siklus Kekeringan. Dataset memberikan kontribusi yang signifikan untuk menangkap informasi tentang kebutuhan rumah tangga terkait dengan ramalan cuaca atau musim, serta faktor-faktor yang memengaruhi. Analisis ini dapat mendukung strategi yang lebih baik bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran, serta penerimaan prediksi rumah tangga. Dataset berisi variabel kunci untuk memprediksi dampak kekeringan terkait dengan karakteristik sosio-demografis dan persepsi kekeringan. Data ini dapat digunakan sebagai dasar perumusan strategi untuk meminimalkan risiko kekeringan. Dataset menangkap informasi tentang manajemen ternak dan tanaman selama periode kekeringan serta hilangnya tanaman dan hewan. Data ini juga dapat digunakan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan tentang manajemen terbaik untuk meminimalkan risiko kehilangan tanaman dan hewan.

Penulis opini: Ferry Efendi, Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352340919302951?via%3Dihub

Kuswanto, H., Hibatullah, F., Soedjono, E. S., & Efendi, F. (2019). Survey data of household perceptions of drought, mitigation and adaptation practices in East Nusa Tenggara, Indonesia. Data in brief, 24, 103944.https://doi.org/10.1016/j.dib.2019.103944

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).