Inovasi Rumput Laut UNAIR Akan Penuhi Kebutuhan Cangkang Kapsul di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi teaching industry cangkang kapsul berbasis rumput laut di Universitas Airlangga, Kamis (1/8). (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Abdul Rochim meresmikan fasilitas Teaching Industry Cangkang Kapsul berbasis Rumput Laut di Universitas Airlangga, Kamis (1/8). Peresmian teaching industry itu menjadi hilirisasi produk penelitian Universitas Airlangga, yang diproduksi dan dikelola mandiri pertama kali oleh UNAIR.

Fasilitas Teaching Industry Cangkang Kapsul berbasis Rumput Laut mulai dibangun sejak 2018-2019 atas kerjasama Kementerian Perindustrian dan UNAIR. Mesin dan peralatan produksi cangkang kapsul itu dihibahkan kepada UNAIR untuk pengembangan dan penelitian cangkang kapsul.

Dalam sambutannya, Rektor UNAIR Prof Moh Nasih mengungkapkan, cukup panjang perjalanan teaching industry cangkang kapsul hingga akhirnya diresmikan. Salah satunya karena harus melewati beragam pengujian.

“Penelitian yang benar adalah yang dapat menghasilkan produk inovatif. Tidak bisa disimpan di dalam laci saja, sehingga harus diuji secara internasional. Ini menjadi komitmen kita membentuk penelitian jadi produk yang bermanfaat untuk masyarakat,” papar Prof Nasih.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu mengungkapkan, tahun ini, setelah setelah Teaching Industry Cangkang Kapsul, menyusul akan diresmikan Teaching Industry Stemcell, produk inovasi dari fakultas kedokteran; dan Dentolaser dari fakultas kedokteran gigi. Hingga tahun 2025, targetnya, ada sebanyak 25 produk penelitian dan inovasi UNAIR yang akan beredar di pasaran.

“Produk ini akan memenuhi 15 persen kebutuhan cangkang kapsul dari bahan dari rumput laut,” tambahnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Abdul Rochim saat meresmikan teaching industry cangkang kapsul berbasis rumput laut di Universitas Airlangga, Kamis (1/8). (Foto: Agus Irwanto)

Sementara itu Khofifah mengatakan, pembahasan mahalnya obat sering kali dibahas di kalangan pimpinan nasional. Industri obat-obatan, menurutnya, tidak mengalami percepatan seperti tuntutan kebutuhan yang ada. Peresmian teaching Industry ini menjadi angin segar dimana penelitian yang dilakukan akademisi dapat lansgung dimanfaatkan oleh masyarakat dan mengatasi sebagian dari problem perobat-obatan nasional.

“Hari ini rasanya kita dapat angin segar. Bagaimana inovasi mengalami percepatan yang luar biasa. Terima kasih kerja sama yang luar biasa antara UNAIR dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Maritim untuk penyiapan cangkang kapsul yang selama ini dari gelatin,” terangnya.

Fasilitas Teaching Industry ini diharapkan dapat berperan dalam pemenuhuhan kebutuhan cangkang kapsul nasional. Kebutuhan cangkang kapsul nasional sebanyak 6 miliar per tahun, dimana kebutuhan tersebut dipenuhi dari cangkang kapsul berbahan baku gelatin yang berasal dari produksi domestik sekitar 5 miliar dan impor sekitar 1 miliar.

Cangkang kapsul sari rumput laut yang dional Universitas Airlangga. (Foto: Agus Irwanto)

Peluang cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai pengganti cangkang kapsul gelatin cukup besar. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kehalalan yang terjamin, diharapkan dapat mendorong cangkang kapsul berbahan baku rumput laut sebagai kapsul komersial. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).