Bermula dari Hidangan untuk Anak, Nurul Kembangkan Bisnis Rengginang Aneka Rasa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya kian terasa. Ini dibuktikan dengan pertumbuhan aneka bisnis anyar, buah dari kreativitas masyarakat guna meningkatkan pendapatan pribadi. Salah satunya adalah UMKM yang terletak di kawasan perkampungan padat penduduk di Jalan Wonokusumo Bhakti Timur.

Tidak sulit menemukan lokasi UMKM tersebut dari mulut gang utama. Namun, akses kendaraan memang hanya terbatas untuk motor dan pejalan kaki saja. Setelah berbelok ke sebuah gang, tampak bangunan berbentuk ruko kecil tempat UMKM bernama Alvina Rengginang itu berada. Pemiliknya ialah Nurul Qomariyah, seorang ibu rumah tangga.

Dalam pengembangan UMKM seperti Alvina Rengginang, keberadaan stakeholder menjadi sangat penting. Ini meliputi peran mahasiswa. Universitas Airlangga sebagai institusi pendidikan berupaya mengamalkan sila ketiga tri dharma perguruan tinggi melalui pengabdian masyarakat dengan cara menerjunkan mahasiswa dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang juga menyasar pada pemberdayaan UMKM.

”Ini merupakan tahun ketiga bagi UNAIR, menerjunkan mahasiswa ke UMKM Alvina Rengginang dalam rangka KKN Tematik UMKM 2019,” ujar Alvan Muchtadi selaku ketua.

Saat dihubungi, mahasiswa prodi Ilmu Administrasi Negara ini, menjelaskan bahwa UMKM Alvina Rengginang terbentuk atas dasar ketidaksengajaan. Bermula dari kunjungan kedua anak Nurul, yakni Adam dan Alvina ke kediamannya pada 2011. Kala itu, Nurul hanya sekadar membuat rengginang guna dihidangkan kepada dua buah hatinya. Tetapi, siapa sangka jika keduanya amat menyukai camilan tersebut.

”Kemudian, terbersit di benak Ibu Nurul untuk kembali membuat rengginang. Lalu, dikemas dalam wadah toples dan diletakkan di toko kelontong milik beliau. Suatu ketika, ada pembeli yang bertanya, apakah rengginang itu dijual? Setelah dicoba, ternyata respon beberapa pembeli cukup bagus, bahkan rengginang ini mulai laris,” imbuh Alvan.

Seiring berjalannya waktu, peminat rengginang buatan Nurul semakin bertambah. Dia pun menambah varian rasa serta memperbaiki kemasan, lantas memasarkannya secara luas. Berkat usahanya, Alvina Rengginang mulai dikenal dan menjadi UMKM binaan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya. Melalui status tersebut, Nurul dapat memiliki banyak akses terkait pengembangan bisnis meliputi pelatihan serta sosialisasi.

”Pada KKN Tematik UMKM ke-60, dari segi pelaksanaan lebih fokus jika dibandingkan dua periode sebelumnya. Tidak lagi merangkap dengan program pengabdian kepada masyarakat sekitar, melainkan sepenuhnya hanya pengembangan UMKM,” terangnya.

SEBAGIAN peserta KKN Tematik UMKM bersama perwakilan pembina dan pemilik UMKM Alvina Rengginang. (Foto: Istimewa)
SEBAGIAN peserta KKN Tematik UMKM bersama perwakilan pembina dan pemilik UMKM Alvina Rengginang. (Foto: Istimewa)

Alvan membeberkan bahwa ia dan 12 rekan satu timnya menemukan beberapa masalah yang menyebabkan UMKM, khususnya Alvina Rengginang, belum bisa sepenuhnya berkembang. Karena itu, mereka merumuskan lima program kerja. Yakni, peningkatan mutu bahan baku, keterlibatan dalam proses produksi, kegiatan pemasaran bersama mitra, penanganan manajemen keuangan UMKM, serta program lingkungan.

”Ini kami lakukan mulai dari tahap survei bahan baku berupa beras ketan ke sejumlah penjual di Surabaya. Selanjutnya, kami juga terlibat dalam pengolahan dan pemasaran. Dalam hal pemasaran, kami membuka bazaar di Taman Bungkul dan bermitra dengan situs online shop. Lalu, kami memberikan pendampingan terhadap pengelolaan administrasi juga melakukan program lingkungan demi menjaga kualitas,” urai Alvan.

Dalam sehari, UMKM Alvina Rengginang mampu menghasilkan sebanyak 50 sampai 60 bungkus rengginang, baik mentah maupun matang. Rasanya pun bervariasi seperti bawang, udang, lorjuk, semanggi, gula merah, keju, serta terasi. Untuk pengemasan, Nurul memilih wadah zip lock dan tabung plastik. Jenis kemasan tabung plastik merupakan produk premium yang dipasarkan di beberapa toko serta Bandara Juanda.

”Sebagai produsen, saya masih menemukan banyak kendala dalam proses produksi, terutama dari segi pemasaran. Melalui kegiatan KKN bersama mahasiswa ini, saya merasa lebih terbantu. Ke depan, saya berharap agar ada perhatian dan upaya yang lebih baik lagi dari dinas ataupun lembaga terkait,” ucap Nurul saat dihubungi secara terpisah.

Pembimbing KKN, Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi drh., M.Si., dan R. Arif Wibowo Drs., M.Si., turut menyampaikan apresiasinya terhadap UMKM Alvina Rengginang serta para mahasiswa. Menurut keduanya, keterbatasan modal tidak menghalangi masyarakat di perkampungan untuk berinovasi dalam mengembangkan sebuah bisnis. (*)

Penulis: Nabila Amelia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).