HIMAPAR UNAIR Kembangkan Desa Wisata Melalui Pelatihan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SESI Sharing pendapat tentang pengolahan yoghurt di Desa Wisata Jambu oleh HIMAPAR. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Pentingnya kemandirian dalam mengelola objek wisata di suatu daerah merupakan hal yang krusial dan harus benar dipahami. Terlebih pada saat ini sedang maraknya pembukaan desa wisata di berbagai daerah, secara tidak langsung membuat persaingan juga akan semakin ketat.

Merespon fenomena tersebut Himpunan Mahasiswa D3 Kepariwisataan (Himapar) Fakultas Vokasi (FV) UNAIR menggelar pengabdian masyarakat (pengmas) dengan nama COIN 4.0 (Community Involvement) di Desa Wisata Jambu, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri pada (25-27/07/2019). Acara tersebut diikuti oleh 35 mahasiswa.

Selain sebagai sarana perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Program ini juga sebagai sarana pengaplikasian teori-teori kepariwisataan yang telah dipelajari selama di bangku kuliah.

Janesa Arrumasari Illiyin selaku sekretaris pengmas COIN 4.0 menyatakan, momen yang paling penting dan bermanfaat pada kegiatan tersebut adalah pemberian pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat desa wisata jambu. Misalnya, pelatihan homestay desa wisata, pelatihan guiding untuk warga lokal, pelatihan marketing desa wisata, serta pelatihan pelayanan prima terkait dengan jasa layanan yang diberikan desa wisata tersebut.

“Kami juga melakukan kegiatan lain seperti mengaji bersama adik-adik serta memberikan permainan edukasi seperti melukis tempat sampah yang bisa diletakkan pada objek wisata, puzzle ekspedisi yang berisi informasi Desa Wisata Jambu, dan juga berkunjung ke tempat pembuatan yoghurt disana,” tuturnya.

Hal yang menarik adalah ketika berada di objek wisata sungai sejuta ikan. Dulunya merupakan sungai yang digunakan untuk membuang feses sembarangan, namun berkat inovasi dan kreativitas, sungai tersebut disulap menjadi objek wisata terfavorit.

“Kami juga bertukar pendapat serta memberikan saran kepada mereka terutama ketika berkunjung di tempat pembuatan yoghurt, mengenai pentingnya kebersihan saat pengolahan yoghurt, karena kebersihan merupakan bagian dari sapta pesona dalam pariwisata,” tambahnya.

Kegiatan COIN 4.0 rencananya akan dilakukan secara berkala karena masih banyak desa wisata yang membutuhkan edukasi perihal kepariwisataan dan tentunya akan sangat baik bagi masyarakat setempat. Selain itu kedepannya desa-desa yang akan menjadi tempat pengmas tersebut bisa menjadi desa binaan.

“Tidak semua pelaku wisata berasal dari perguruan tinggi, sehingga mereka sangat membutuhkan materi/informasi yang kami berikan. Semoga kedepannya masyarakat dapat lebih aktif dan sadar terhadap potensi wisata di daerahnya, sehingga desa wisata seperti Desa Jambu bisa lebih ter-branding dengan baik serta dapat menerapkan informasi / materi yang telah mereka terima.” Tutupnya.(*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).