Agar Jamu Laku di Pasaran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dra. Rahmawati, Apt., M.Si, dosen Fakultas Farmasi UNAIR saat menyampaikan materi tentang higienitas produk dan bahan jamu dan minuman tradisional, di Balai RW 8 Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. (Foto: Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Sebagai bagian dari Tri Darma Perguruan tinggi, selain pendidikan dan penelitian, Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga juga mengadakan pengabdian masyarakat. Kali ini, Sabtu (27/7), pengmas itu dilaksanakan di Balai RW 8 Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Dalam pengmas itu tim dari Departemen Komunikasi memberikan sosialisasi tentang strategi pemasaran untuk UMKM Jamu dan Minuman Tradisional yang diberikan kepada warga setempat. Menariknya, warga setempat sehari-hari memiliki kesibukan memproduksi jamu dan minuman tradisional.

Sosialisasi diberikan oleh beberapa pemateri. Di antaranya higienitas produk dan bahan jamu dan minuman tradisional oleh Dra. Rahmawati, Apt., M.Si, dosen Fakultas Farmasi UNAIR; pengembangan industri jamu dan minuman tradisional oleh Perry Angglishartono dari TP Jamu Iboe.

Para peserta yang terdiri dari ibu-ibu juga diberi wawasan tentang menjual jamu dan minuman tradisional oleh Dina Septiani. Dan wawasan tentang meningkatkan nilai jual jamu yang disampaikan oleh Santi Isnaini. Keduanya merupakan dosen komunikasi UNAIR.

Ketua Departemen Komunikasi Liestianingsih mengungkapkan, pengmas oleh Departemen Komunikasi ini menjadi pengmas tahunan dengan sasaran dan konsep berbeda.

“Tahun ini kami pilih pengusaha jamu tradisional / rumahan. Di kawasan ini tidak kami sangka ada komunitas yang punya kegiatan mengolah jamu tradisional. Kami kerja sama dengan para ibu untuk sama-sama mengembangkan jamu dan minuman tradisional,” ungkap Lies.

Sementara itu, Perry selaku Product Group Manager Jamu Iboe mengatakan, ada empat problem yang dimiliki para penjual jamu masa kini. Empat problem itu perihal persepsi, renegerasi, sosialisasi, dan regulasi. Kualitas produk, cara pengemasan, cara promosi, dan regulasi pemasaran, adalah hal-hal yang menentukan apakah produk jamu dan minuman tradisional akan laku di pasaran.

Usai pemberian matweri di Balai RW, para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam pengmas diajak untuk keliling langsung melihat proses pembuatan jamu dan minuman tradisional di salah satu rumah warga.

Sebagai informasi, RW 8 Kecamatan Gubeng terkenal sebagai kampung herbal karena banyak warga yang memproduksi jamu. Sebagian besar di antara mereka juga telah bekerja sama oleh Pemkot Surabaya untuk memasarkan produk jamu olahan mereka.

Melalui pengmas ini, harapannya, ibu-ibu dapat memetik ilmu tentang strategi dalam memasarkan jamu dan minuman tradisional yang setiap hari diproduski. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).