Tingkatkan Kualitas Gizi Anak dengan Kandungan Gizi Natrium dan Kalium Pada Makanan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Lifestyle Sindonews

Anak sekolah dasar merupakan salah satu golongan yang rentan terhadap permasalahan gizi dan kesehatan. Permasalahan gizi ganda yaitu gizi kurang yang masih tinggi seiring dengan peningkatan obesitas sampai saat ini tampaknya masih menjadi masalah utama pada anak di berbagai negara di seluruh dunia. Berdasarkan data riskesdas 2013 menunjukkan, prevalensi gizi kurang pada anak usia sekolah dasar masih sebesar 7,7% dan gizi gemuk mencapai 10,8%.

Berbagai permasalahan gizi pada anak sekolah  akan  membawa dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tumbuh kembang yang tidak maksimal, tingkat kecerdasan, hingga pada status kesehatan yang tidak optimal akan mempunyai dampak merugikan. Permasalahan gizi di usia ini perlu mendapat perhatian yang besar karena anak merupakan calon pemuda yang akan berperan dalam keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal pada anak usia sekolah menjadi hal yang sangat penting. Hal itu bertujuan untuk menentukan kualitas sumberdaya manusia.

Pola makan yang kurang benar pada anak dapat berdampak pada terbentuknya kebiasaan pola makan yang buruk dari usia dini hingga dewasa. Kecenderungan obesitas pada anak tampaknya akan terus berkembang sampai usia dewasa. Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki kecenderungan akan tetap menjadi obesitas pada usia dewasa. Masalah obesitas pada anak ini umumnya juga diiringi dengan peningkatan faktor risiko penyakit tidak menular yang kemungkinan besar akan berkembang menjadi penyakit degeneratif termasuk hipertensi pada usia dewasa.

Salah satu zat gizi yang perlu mendapat perhatian penting pada gizi anak sekolah adalah natrium dan kalium. Natrium dan kalium termasuk elektrolit yang berperan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan asam basa, serta berperan pada transportasi potensial membran sel pada berbagai fungsi fisiologi dalam tubuh. Bahan makanan sumber natrium banyak terdapat pada garam dan produk olahannya serta makanan hasil proses industri yang umumnya ditambahkan bahan perasa dan pengawet. Sebaliknya, kalium akan tersebar pada bahan makanan buah, sayur, dan kacang-kacangan. Studi epidemiologi dari hampir seluruh negara di dunia menunjukkan anak-anak terindikasi kelebihan dan kekurangan asupan natrium. Natrium tinggi dan kalium rendah berperan penting pada patofisiologi penyakit hipertensi serta obesitas.

Anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan sepertiga waktunya di sekolah dan pada tahap ini, anak mendapat peluang lebih banyak untuk memperoleh makanan dari luar rumah utamanya dari sekolah. Karenanya lingkungan sekolah sangat berperan penting pada pembentukan perilaku makan dalam memenuhi kebutuhan zat gizinya. Perbaikan status gizi anak sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan pemerintah serta perlu kesadaran penuh dari anak sendiri. Program perbaikan gizi sekolah dikembangkan tidak hanya untuk memperbaiki status gizi, namun juga membentuk pola makan atau kebiasaan makan anak untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang dan diharapkan akan menjadi kebiasaan makan yang sehat di masa depan sehingga terjadi perbaikan status gizi masyarakat.

Studi ini melibatkan 155 anak sekolah usia 9-12 tahun di SD swasta Surabaya pada bulan April – Oktober 2018. Pengukuran zat gizi natrium dan kalium dilakukan melalui pengumpulan urin pertama di pagi hari dan dianalisis di laboratorium. Sebanyak 23,9% siswa menderita obesitas. Sebesar 74% siswa mengonsumsi natrium melebihi angka kecukupan dan tidak ada pun siswa yang mengonsumsi kalium mencapai kecukupan, hanya sekitar 3,9% saja yang mengonsumsi kalium melebihi separuh dari kecukupan yang dianjurkan. Hal tersebut mengindikasikan asupan natrium siswa tergolong tinggi dan asupan kalium rendah.

Pada penelitian ini juga dilakukan evaluasi terhadap asupan makan siswa selama di sekolah yang meliputi analisis bekal makanan, makan siang siswa, sampai dengan makanan yang dibeli di kantin sekolah. Hasil studi menunjukkan asupan energi dari asupan makan selama di sekolah sebesar 42,76% dari kebutuhan sehari. Dibandingkan dengan standar gizi makan sekolah, rata-rata kandungan natrium dari asupan makan sekolah siswa sebesar 128,7% melebihi nilai standar, sebaliknya asupan kalium hanya memenuhi seperempat dari nilai standar. Studi ini menyimpulkan asupan makanan pada anak sekolah berkontribusi menyumbangkan kandungan gizi natrium tergolong tinggi dan kandungan gizi kalium yang rendah.

Perbaikan status gizi anak sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan pemerintah serta perlu kesadaran penuh dari anak sendiri. Program perbaikan gizi sekolah hendaknya dikembangkan tidak hanya untuk memperbaiki status gizi, namun juga membentuk pola makan anak yang berkualitas khususnya dengan memperhatikan kandungan gizi natrium dan kalium pada asupan makan anak selama di sekolah.

Penulis: Farapti, dr., M.Gizi

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di

https://www.hindawi.com/journals/jnme/2019/1028672/

Farapti F, Sulistyowati M, Artanti KD, Setyaningtyas SW, Sumarmi S, Mulyana B.Highlighting of Urinary Sodium and Potassium among Indonesian Children Aged 9-12 Years: The Contribution of School Food. Journal of nutrition and metabolism 2019(4):1-9. doi: 10.1155/2019/1028672.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).