Probiotik Berpotensi Bisa Tingkatkan Pertumbuhan Ayam Petelur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Antibiotika sebagai pemacu pertumbuhan pada peternakan unggas telah dilarang penggunaannya. Pada organic farm di Eropa berdasar regulasi EC Council Regulation No. 1804/99, sedangkan di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan.

Regulasi tersebut sebagai salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengendalikan ancaman resistensi antimikroba. Adanya pembatasan penggunaan antibiotik saat ini memicu banyak penelitian sebagai upaya mencari bahan aditif lain yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti antibiotic growth promters.

Bahan feed additive yang dapat menggantikan fungsi antibiotik growth promoters pada ternak di antaranya, yaitu probiotik. Penggunaan supplementations probiotic yang mengandung bakteri menguntungkan, yakni Lactobacillus sp dan Bifidobacterium sp.

Kedua bakteri memiliki efek positif terhadap populasi mikroba di dalam saluran intestinal serta memperbaiki kondisi saluran pencernaan. Penelitian tentang penggunaan probiotik sebagai alternative antibiotic growth promoters masih sangat terbatas dan perlu ditingkatkan. Agar, diperoleh hasil produksi yang tinggi serta dapat diaplikasikan secara luas sehingga mampu memberikan dampak ekonomis terhadap industri peternakan. 

Novelty dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa penggunaan supplement probiotik isolate local yang berasal dari saluran pencernaan ayam. Yaitu, Bifidobacterium sp dan Lactobacillus casei terhadap growth performance. Juga, melakukan analisis usaha pada peternakan ayam petelur.

Metode dan Hasil

Penelitian ini menggunakan pola faktorial rancangan acak lengkap. Faktor pertama adalah waktu pemberian (1, 2, 3, dan 4 minggu). Faktor kedua adalah penggunaan probiotik (kontrol tanpa probiotik, 0,1 persenAGP dan 0,5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L.casei. Ayam petelur (Lohmann strain), umur 30 minggu berjumlah 180 ekor dibagi menjadi 4×3 perlakuan, setiap kelompok terdiri atas lima ulangan. Dan, setiap ulangan terdiri atas tiga ekor.

Cara pemberian antibiotic growth promoters (AGP) melalui pakan, yaitu sebanyak 0,1 persen AGP dicampur dan diaduk secara merata dalam pakan. Cara pemberian probiotik melalui pakan, yaitu sebanyak 0.5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L. casei (masing-masing konsentrasi 1,2 x 108 CFU/ml) dicampur dengan 7,5 ml/liter air (bebas chlorine dan desinfektan lainnya). Larutan probiotik disemprotkan secara merata ke dalam 1 kg ransum pakan, lalu ransum pakan dikeringkan dan siap diberikan. 

Feed intake yang baik ditunjukkan pada pemberian 0,5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L.casei pada ayam layer. Peningkatan feed intake pada pemberian probiotik karena disebabkan adanya peningkatan proses digestion, absorption, dan ketersediaan nutrisi yang memberikan efek positif pada aktivitas intestine dan peningkatan digestive enzymes. 

Hasil berat tertinggi terdapat pada pemberian 0,5 persen Bifidobacterium + 0,25 persen L.casei, sedangkan berat terendah pada kontrol tanpa penggunaan AGP serta tanpa probiotik pada minggu pertama sampai minggu keempat. Feed conversion ratio terbaik terdapat pada perlakuan penggunaan kombinasi 0,5 persen Bifidobacterium + 0,25 persen L.casei Bifidobacterium dan L. casei pada minggu ketiga dan minggu keempat. 

Hen day production tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan 0,5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L.casei pada minggu ketiga dan keempat, yaitu sebesar 86,66 persen. Sedangkan, hasil Hen day production terendah terdapat pada perlakuan kontrol tanpa penggunaan antibiotic growth promoters (AGP) dan tanpa probiotik dengan HDP 73.09 persen. 

Penambahan AGP dalam ransum membantu menurunkan jumlah mikroflora usus serta menekan pertumbuhan bakteri patogen di dalam saluran pencernaan. Namun, penggunaan AGP perlu diperhatikan karena menyebabkan pengaruh negative. Yakni, pada penggunaan dalam jangka waktu terlalu lama akan menyebabkan adanya residu dari antibiotik yang dapat terdeteksi dalam produk-produk ternak seperti daging, telur, dan susu. 

Adanya residu antibiotika akan berbahaya bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Penggunaan kombinasi isolate 0,5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L.casei menunjukkan hasil produksi telur tertinggi. Hal ini disebabkan probiotik dapat memproduksi asam sehingga menciptakan suasana asam dalam saluran pencernaan sehingga dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen. Kondisi saluran pencernaan yang baik dapat membantu meningkatkan proses metabolisme dan proses absorpsi zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik 0,5 persen Bifidobacterium sp + 0,25 persen L. casei  dapat digunakan sebagai pengganti antibiotic growth promoters. Penggunaan probiotik dapat menurunkan feed intake dan feed conversion ratio, serta dapat meningkatkan berat telur, feed efficiency, hen day production pada ayam petelur.

Penulis: Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, drh.,MP

Hasil penelitian ini dapa dilihat lengkap di

http://www.veterinaryworld.org/Vol.12/June-2019/21.pdf

Potency of probiotics Bifidobacterium spp. and Lactobacillus casei to improve growth performance and business analysis in organic laying hens

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).