Apa Itu Retensi Perawat?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi RMOL Jakarta com
Ilustrasi oleh RMOLJakarta.com

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan utama dalam sistem kesehatan yang masih mengalami krisis atau kekurangan dari sisi jumlah, jenis dan kualitas. Diperkirakan, dunia mengalami kekurangan 7,6 juta perawat di akhir tahun 2030. Keadaan ini akan memburuk jika pemerintah atau pemangku kepentingan terkait tidak melakukan upaya strategis dan sistematis guna mempertahankan Perawat di tempat kerjanya. Upaya mempertahankan Perawat ini dikenal dikenal sebagai retensi Perawat.

Retensi perawat secara luas diakui sebagai masalah tenaga kerja internasional yang penting, namun konsepnya tetap ambigu. Sejauh ini, tidak ada analisis konsep tentang retensi perawat dikembangkan untuk mengklarifikasi konsep atau makna, meskipun banyak penelitian, ulasan, dan kebijakan tentang masalah sumber daya manusia kesehatan. Mengingat variabilitas istilah dan definisi yang digunakan, analisis konsep retensi perawat diperlukan untuk memperoleh kejelasan dan lebih memahami fenomena retensi Perawat ini.

Studi ini bertujuan untuk menguji konsep retensi perawat untuk mengidentifikasi atribut, anteseden, dan konsekuensi yang menentukan. Analisis komprehensif akan berkontribusi pada peningkatan kesadaran penggunaan retensi dalam isu kesehatan dan profesi keperawatan. Peningkatan pemahaman akan mengarah pada pengembangan dan adopsi rekrutmen dan inisiatif retensi berbasis bukti di fasilitas kesehatan yang secara efektif mengatasi kekurangan tenaga kerja keperawatan saat ini dan yang akan datang.

Dalam menganalisis konsep “retensi perawat”, prosedur analitis delapan tahap sistematis dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis konsep Walker dan Avant (2004). Pendekatan ini meliputi: (i) memilih konsep; (ii) menentukan tujuan analisis; (iii) mengidentifikasi semua penggunaan konsep; (iv) mendefinisikan atribut; (v) mengidentifikasi model kasus; (vi) mengidentifikasi kasus tambahan; (vii) mengidentifikasi anteseden dan konsekuensi; dan akhirnya (viii) mendefinisikan referensi empiris.

Konsep yang dianalisis adalah konsep retensi perawat, yang dinyatakan dalam berbagai istilah dalam literatur, termasuk “retention” dan “intention to stay” di SDM keperawatan. Pencarian literatur dibatasi untuk keperawatan, dari tiga database (Web of Science, CINAHL, dan PubMed), sumber kajian yang diterbitkan antara tahun 2000-2018 dan ditulis dalam bahasa Inggris. Dokumen relevan lain yang melengkapi dan menambah nilai artikel penelitian juga ditinjau. Pencarian literatur awal menghasilkan sekitar 230 publikasi. Setelah menghapus duplikasi menggunakan Endnote dan difilter berdasarkan judul dan abstrak yang sesuai kriteria. Empat puluh satu artikel diambil yang memenuhi kriteria inklusi yang kemudian ditinjau dan dianalisis untuk mengidentifikasi atribut, anteseden, dan konsekuensi dari retensi perawat.

Berdasarkan tinjauan literatur yang relevan, empat atribut umum retensi perawat ditemukan yaitu: (i) motivasi, niat, dan keputusan individu; (ii) strategi dan intervensi; (iii) konteks geografis; dan (iv) keterikatan untuk bekerja. Motivasi dan niat adalah karakteristik penting dalam retensi perawat yang memengaruhi keputusan individu untuk tetap berada di rumah sakit daripada meninggalkan pekerjaannya. Strategi retensi perawat yang efektif sangat penting bagi manajer untuk memastikan ada perawat yang kompeten untuk menyediakan perawatan kesehatan berkualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau. Faktor geografis harus dipertimbangkan oleh suatu organisasi ketika merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi inisiatif untuk mengelola retensi perawat, terutama di negara berkembang.

Terdapat empat kategori pendahuluan dalam konsep retensi perawat yang teridentifikasi yaitu sistem kesehatan di tingkat makro, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, dan kondisi kehidupan. Berdasarkan literatur, retensi perawat berdampak pada tiga entitas: individu / perawat yang tetap dalam pekerjaan mereka, organisasi layanan kesehatan, dan sistem layanan kesehatan keseluruhan suatu negara. Tindakan retensi harus fokus tidak hanya pada jumlah karyawan yang keluar kerja tetapi juga harus mencakup karakteristik dari mereka yang telah keluar kerjaan untuk dievaluasi dari waktu ke waktu sebagai cerminan niat perawat untuk tetap dalam profesi mereka atau pergi dan mencari pekerjaan baru.

Retensi perawat adalah konsep yang kompleks dan dinamis yang melibatkan aspek psikologis, manajerial, politik, dan kesehatan. Konsep ini memiliki empat atribut yang menentukan yaitu: motivasi-niat dan keputusan individu; strategi dan intervensi; konteks geografis; dan keterikatan pada pekerjaan. Retensi perawat didorong oleh faktor eksternal pada tingkat makro sistem kesehatan dan fasilitas kesehatan, serta faktor pribadi / individu. Tingkat retensi perawat memiliki konsekuensi untuk perawat itu sendiri, organisasi perawatan kesehatan tempat perawat bekerja, dan akhirnya untuk komunitas nasional dan internasional. Berdasarkan analisis konsep ini, jelas bahwa strategi komprehensif diperlukan untuk merekrut dan mempertahankan perawat profesional secara efektif dalam suatu organisasi. Strategi-strategi ini akan bervariasi tergantung pada budaya dan pengelolaan organisasi.

Penulis: Ferry Efendi RN, M.Sc, Ph.D

https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=55301269100

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/nhs.12629

Efendi, F. et al. 2019 ‘Concept analysis of nurse retention’, Nursing & Health Sciences, p. nhs.12629. doi: 10.1111/nhs.12629.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).