Mahasiswa KKN BV Edukasi Skabies pada Santri dan Pengurus Pondok Pesantren di Bangkalan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KKN BV di Pesantren
Tim KKN BV saat melakukan sosialisasi kepada santri di pesantren. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pondok pesantren dengan kepadatan penghuni yang tinggi merupakan tempat rawan terjadinya skabies atau kudis. Penyakit kulit yang menular ini sering dianggap sepele, tetapi rasa gatal yang ditimbulkan dapat sangat menganggu aktivitas sehari-hari para santri. Keadaan ini menginspirasi tim KKN Back to Village (BV) untuk melakukan edukasi skabies ke pondok-pondok pesantren di sekitar Kelurahan Tanjung Kecamatan Burneh, Bangkalan. 

Pada hari Jumat (19/7), tim KKN Back to Village (BV) Kelurahan Tanjung melakukan edukasi skabies kepada para santri dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Mustofa dalam bentuk presentasi dan quiz. Penyuluhan ini disambut antusias dan dihadiri oleh ratusan santri dan santriwati. Pada acara tersebut, para penghuni ponpes diajak untuk mengenali ciri-ciri, cara penularan, dan pencegahan skabies, termasuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.  

Andro Pramana Witarto, selaku mahasiswa penanggung jawab penyuluhan skabies ini mengungkapkan bahwa penyuluhan ini ditujukan untuk meluruskan persepsi kebanyakan masyarakat, khususnya penghuni pondok, yang masih mengira bahwa skabies disebabkan oleh air ataupun makanan. 

“Padahal, skabies itu penyakit yang menular melalui kontak kulit ke kulit, bisa langsung atau tidak langsung. Kontak kulit langsung biasanya melalui tidur bersama, dan yang tidak langsung bisa lewat penggunaan alas tidur atau pakaian bersama,”ujarnya.  “Setidaknya, setelah tahu kalau penyakit skabies itu menularnya bagaimana, harapannya anak-anak pesantren dapat lebih menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, juga lebih peduli kesehatan sendiri dan teman-temannya. Kan, kalo satu kena, semua bisa ketularan,” tambahnya.

Untuk dapat memberantas penularan skabies dengan tuntas, diperlukan pula peran pengurus pondok pesantren. Maka dari itu, tim KKN BV Kelurahan Tanjung juga melakukan penyuluhan terpisah  kepada pihak pengurus pesantren Darul Mustofa dengan cara diskusi bersama. Pada kesempatan tersebut, tim KKN BV Kelurahan Tanjung juga menyampaikan hasil survey lingkungan dan kebiasaan santri di ponpes Darul Mustofa yang dapat menjadi sumber penularan skabies maupun penyakit lainnya. Salah satu pengurus ponpes Darul Mustofa, ibu Hj. Jamilah S.Pd., memberikan tanggapan yang sangat positif mengenai edukasi skabies kepada santri maupun pengurus pondok.

“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya penyuluhan dari teman-teman KKN ke pondok kami. Setelah teman-teman beritahu, kami juga jadi tahu kebiasaan anak-anak yang salah dan perlu diperbaiki.  Harapan kami juga kedepannya di pondok Darul Mustofa ini nggak ada lagi anak yang skabies,” tanggapnya. 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).