ASTRAI Bersama Mahasiswa OSI Belajar Membuat Level Water Detector

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Lambat laun teknologi berkembang pesat. Terutama dalam bidang elektronika, khususnya robotika. Dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai bidang pekerjaan, robot sangat penting. Bahkan, pada beberapa perusahaan telah mengubah tenaga manusia dengan robot sebagai pekerja.

Sebagai salah satu jurusan yang mendalami dunia robotika, Otomasi Sistem Intrumentasi Universitas Airlangga (OSI UNAIR) mengadakan pelatihan Otomasi Sistem Instrumentasi Learning, Teaching, and Glory (OSILATOR) pada Sabtu (20/7/19). Bertempat di Ruang AMEC, Kampus A, Universitas Airlangga bersama dengan tim Robot UNAIR ASTRAI membuat alat level water detector.

Ketua panitia Hammam Abror Ali menyampaikan bahwa level water detector adalah sensor pendeteksi ketinggian air. Alat tersebut, lanjut dia, dipilih karena memiliki rangkain elektronik yang sederhana dan untuk meminimalkan pengeluaran.

”Ya, karena praktik untuk bagaimana penyolderan yang benar dan rapi itu, jika membuat rangkaian yang besar memerlukan pengeluaran yang besar, makanya kita memakai rangkaian elektronik yang sederhana untuk meminimalisir pengeluaran yang besar,” jelasnya.

Hammam menambahkan, praktik membuat rangkaian elektronik mengunakan media software komputer. Media software itu didasari dari implementasi ilmu yang didapat dari perkuliahan.

Dalam pembuatan alat, total terdapat empat proses yang dapat dioperasikan. Dimulai proses pembuatan rangkaian yang diinginkan. Dalam hal itu, isinya adalah menentukan alat elektronik yang akan dibuat.

Kemudian, proses pembuatan tata jalur rangkaian yang benar dan rapi agar rangkaian tersebut dapat menyambung dan dapat berjalan. ”Pembuatan tata jalur akan ada ada komponen yang menyambung lebih dari 1. Yang mengakibatkan tata jalur bertabrakan dan alat tidak dapat berjalan dengan benar. Dan juga bila tumpang tindih tidak rapi, maka dari itu harus rapi dan benar,” ungkap mahasiswa angkatan 2017 itu.

Selanjutnya, proses peletakkan komponen, di mana rangkaian tersebut diletakkan sesuai dengan gambar. ”Contonhnya pada LED, terdapat kutub positif dan kutub negatif harus diletakkan sesuai gambar rangkaian agar tidak rusak,” ungkapnya.

Dan, proses penyolderan yang benar. Agar rangkaian dapat berjalan dengan benar, komponen elektronik harus disambungkan. Maka, diperlukan penyolderan dan ada teknik dalam menyolder sehingga menghasilkan hasil yang bagus.

Dengan adanya pelatihan tersebut, Hammam berharap dapat memberikan feedback bagi peserta. Yakni, memperoleh ilmu dan dapat menambah pengalaman pembuatan suatu rangkaian pada PCB dengan penyolderan yang baik. (*)

Penulis: Asthesia Dhea C.

Editor: Feri Frnoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).