Air Keran PDAM Kabupaten Malang Aman Dikonsumsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Air merupakan sumber kehidupan manusia, baik untuk konsumsi maupun kebutuhan lain. Karena itu, kualitas air, terutama air minum, sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

Saat ini Indonesia sudah memiliki air keran yang bisa diminum langsung. Itu sangat umum ditemukan di negara-negara maju seperti Singapura, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Namun, di Indonesia belum  banyak.

PDAM Tirta Dharma di Kota Malang mungkin merupakan satu-satunya perusahaan air di Indonesia yang mendistribusikan air keran siap minum dalam skala kota. PDAM ini menyalurkan air minum ke 159.765 rumah. Jumlah tersebut setara dengan 85 persen area kota.

Distribusi air keran siap minum ini memungkinkan. Sebab, PDAM ini memiliki suplai air mentah dari mata air dan air tanah berkualitas tinggi. Namun, masih banyak pelanggan PDAM Kota Malang yang tidak tahu bahwa air kerannya bisa diminum. Banyak juga yang masih meragukan kualitas air keran ini.

Lalu, sudahkah air keran siap minum tersebut memenuhi standar air minum yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia?

Syarat air keran siap minum adalah memiliki sisa kandungan klorin sebanyak minimal 0,2 mg/L. lalu, tidak memiliki bakteri koliform dan harus memiliki sisa tekan minimal 1 bar pada setiap sambungan rumah. Hal ini sangat penting karena air tanah dan mata air sangat rawan tercemar oleh limbah dari septic tank.

PDAM Tirta Dharma mengklaim bahwa 85 persen hasil sampling air keran siap minum yang didistribusikan telah memenuhi Standar Air Minum Indonesia. Untuk membuktikan klaim tersebut, sampel air keran yang didistribusikan PDAM Tirta Dharma diambil untuk diteliti kualitasnya. Sesuai dengan standar air minum, sampel ini dinilai berdasar residu klorin, total koliform, dan sisa tekannya.

Hasilnya menunjukkan adanya penurunan kualitas air keran siap minum. Hal ini terjadi karena adanya kebocoran pipa dalam jaringan pipa PDAM dan properti pribadi. Dari 85 titik sampel yang dipilih, 58 sampel atau 65 persen memenuhi Standar Air Minum Indonesia.

Sebelum didistribusikan sebagai air keran siap minum, air mentah dari mata air dan air tanah terlebih dahulu diklorinasi untuk mematikan kuman. Residunya pun minimal harus 0,2 mg/L. Berdasar parameter residu klorin, sebagian besar sampel belum memenuhi standar karena memiliki residu di bawah 0,2 mg/L. Bahkan banyak sampel yang diambil dari wilayah Barat dan Utara Kota Malang tidak memiliki residu klorin.

Hal ini disebabkan oleh jarak yang dilewati oleh air. Semakin jauh jaraknya, maka semakin sedikit pula residu klorinnya.

Walaupun residu klorin dalam air tidak memenuhi standar, air keran siap minum ini tidak mengandung bakteri koliform sama sekali. Bakteri koliform yang merupakan penyebab diare ini digunakan sebagai indikator pencemaran air karena bakteri ini juga dapat mendeteksi patogen lain dalam air.

Hal ini wajar karena kualitas suplai air mentah Kota Malang sangatlah baik. Namun, terdapat dua sampel dari dua lokasi yang mengandung koliform. Adanya koliform ini mungkin terjadi karena adanya kebocoran, pemeliharaan pipa distribusi, atau luapan air.

Selain residu klorin dan total koliform, tekanan air juga perlu diperhatikan. Air harus sampai ke sambungan air pelanggan dengan tekanan minimal 1 bar untuk 24 jam. Sementara itu, sisa tekan minimal di sambungan air pelanggan diatur menjadi 0,5 bar.

Berdasar sampel yang diteliti, tekanan air rendah dengan sisa tekan di bawah 0,5 bar terdapat pada 8 lokasi di bagian utara Kota Malang. Sementara itu, sebagian besar sampel menunjukkan sisa tekan yang cukup.

Maka dari itu, berdasar hasil penelitian, bisa disimpulkan bahwa 68 persen titik sampel telah memenuhi Standar Air Minum Indonesia. Beberapa titik sampel di wilayah utara dan barat Kota Malang tidak sesuai dengan standar residu klorin, dua titik sampel mengandung bakteri koliform, dan delapan titik sampel di wilayah utara Kota Malang memiliki sisa tekan di bawah standar. Hasil ini berbeda dari hasil penelitian PDAM Tirta Dharma yang menunjukkan bahwa 85 persen hasil sampling airnya memenuhi standar.

Penulis: Dr. Nurina Fitriani, ST.

Hasil selengkapnya peneilitian ini di http://penerbit.uthm.edu.my/ojs/index.php/ijie/article/view/4270/2175

References

Rofida, R., Fitriani, N., Indarko, D. G., Yuniarto, A., Marsono, B. D., & Soedjono, E. S. (2019). Water Quality Mapping of Piped Water Supply in Malang. International Journal of Integrated Engineering, 11(2), 243-248.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).