Nilai dan Kebudayaan Etnis Madura Pengaruhi Makanan Pada Ibu Hamil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh liputan6.com

Kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi kehidupan ibu dan bayi. Pada tahap ini, status gizi ibu perlu mendapatkan perhatian karena dapat berdampak pada kesehatan ibu dan anak. Rendahnya status gizi ibu selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak kurang optimal. Ibu hamil memiliki Kebutuhan gizi yang lebih tinggi khususnya energi, protein, vitamin A, folat, kalsium, zat besi, dan iodin.

Faktor budaya seperti kepercayaan, nilai, makanan tabu, makanan anjuran, kebiasaan dan praktik yang berhubungan dengan konsumsi pangan Ibu hamil serta kondisi sosial ekonomi dapat berpengaruh terhadap status gizi ibu. Makanan tabu masih banyak dipercaya dan dihindari oleh masyarakat khususnya ibu hamil. Terdapat kepercayaan di masyarakat bahwa larangan dan makanan tabu diberlakukan untuk melindungi kesehatan ibu dan bayinya. Disisi lain, makanan tabu juga dapat meningkatkan risiko defisiensi zat gizi khususnya protein, lemak, vitamin A, kalsium, dan zat besi pada ibu hamil. Etnis Madura pada umumnya masih mempercayai mitos yang berkaitan dengan ibu hamil. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas mengenai makanan tabu dan makanan anjuran untuk ibu hamil pada etnis Madura.

Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang dilakukan di Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur. Ada sebanyak 67 informan yang terlibat dalam studi ini. 40 informan berpartisipasi dalam wawancara mendalam (15 ibu hamil, 15 keluarga ibu hamil, dan 10 dukun bayi) dan 27 informan yang terdiri dari 10 keluarga ibu hamil, 11 tokoh masyarakat, dan 6 dukun bayi terlibat dalam focus group discussion (FGD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan tabu dan makanan anjuran yang berlaku untuk ibu hamil di etnis Madura terdiri dari pangan hewani, sayuran, buah, dan minuman.  Makanan yang paling banyak ditabukan adalah cumi-cumi, udang, nanas, kol, dan air es yang manis. Berdasarkan wawancara mendalam, makanan tabu dilarang untuk dikonsumsi karena dipercaya dapat membuat bayi memiliki sifat dan bentuk fisik seperti hewan tersebut. Ibu hamil yang mengonsumsi udang dikhawatirkan janin atau bayinya akan melengkung seperti bentuk fisik udang dan bayi akan sulit atau tidak mau keluar saat proses persalinan seperti sifat udang yang suka bersembunyi di dalam pasir.

Masyarakat Madura khususnya Sumenep meyakini bahwa kangkung, terong, kubis, jantung pisang, dan cabai tidak baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Terong mentah memiliki permukaan yang keras dan kulit yang menyatu dengan dagingnya sehingga tidak dapat dikupas. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa terong memiliki kulit halus namun tebal atau keras. Berdasarkan filosofi ini, etnis Madura meyakini jika ibu hamil mengonsumsi terong maka janinnya akan terbungkus ketuban yang tebal seperti terung. Hal ini tentunya dapat memperlama dan mempersulit persalinan. Selain itu terong juga dianggap dapat mempengaruhi janin menjadi kecil dan berwarna biru.

Konsumsi buah kedondong, nanas, salak, durian, dan rambutan dilarang untuk ibu hamil. Buah ini tidak boleh dikonsumsi karena dipercaya dapat menyebabkan keguguran dan membuat panas di perut. Kedondong dan nanas merupakan dua buah yang paling ditabukan oleh etnis Madura. Nanas paling banyak dihindari pada ibu hamil trimester 1 dan 2, sedangkan kedondong pada trimester 3. Sebagian besar masyarakat Sumenep mempercayai bahwa konsumsi minuman dingin khususnya yang manis berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan komplikasi pada saat melahirkan. Komplikasi pada saat persalinan ini diakibatkan bayi yang terlalu besar karena banyak meminum air dingin (manis). 

Makanan yang banyak dianjurkan untuk ibu hamil di lokasi penelitian adalah nasi jagung, ikan pindang, ikan bandeng, ikan mujair, tempe dan tahu, hampir semua jenis buah-buahan, daun kelor, dan air kelapa. Nasi jagung merupakan makanan pokok masyarakat Madura yang memiliki kandungan asam amino yang lebih baik dibandingkan nasi atau jagung saja. Pangan hewani yang tersedia, murah dan mudah dijangkau banyak dianjurkan untuk ibu hamil. Daun kelor merupakan salah satu pangan dengan ketersediaan yang tinggi di Madura dan memiliki kandungan zat besi dan kalsium yang lebih tinggi dibandingkan bayam. Daun kelor biasanya dikonsumsi sebagai sayur. Hampir semua jenis buah dianjurkan untuk dikonsumsi asalkan keluarga tersebut mampu membelinya. Air kelapa merupakan minuman yang paling banyak direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu hamil, tidak hanya di Madura tetapi juga diberbagai etnis di Indonesia. Air kelapa diyakini dapat membuat kulit bayi menjadi bersih.

Berdasarkan hasil studi ini, banyak makanan tabu yang diberlakukan untuk ibu hamil etnis Madura baik dengan alasan kesehatan ataapun budaya.  Sebagian besar ibu hamil mentaati dan menghindari makanan tabu dengan alasan yang diketahui maaupun tidak diketahu karena mereka takut hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Kearifan lokal terkait makanan anjuran yang beredar di masyarakat dapat menjadi informasi yang penting dan mendukung pendidikan gizi pada ibu hamil di Madura. Banyak ibu hamil menghindari makanan tabu, oleh karena itu tenaga kesehatan dapat mendorong ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang dianjurkan oleh masyarakat yang harganya terjangkau, banyak tersedia dan memiliki kandungan gizi yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan makanan yang ditabukan.

Penulis: Rian Diana, SP., M.Si

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di Journal of Ethnic Foods. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352618118301446

Diana R, Rachmayanti RD, Anwar F, Khomsan A, Chistianti DF, Kusuma R.  (2018). Food Taboos And Suggestions among Madurese Pregnant Women: A Qualitative Study. Journal of Ethnic Foods 5(2018): 246-253. DOI Number: 10.1016/j.jef.2018.10.006

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).