Menilik Fenomena Tingkat Stres Orang Tua Anak Leukimia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Jumlah penderita kanker pada anak meningkat setiap tahun. Sebanyak 80 persen angka kejadian kanker terjadi pada negara berkembang (35,5 persen). Jenis penyakit kanker pada anak yang terbanyak adalah leukemia.

Penyakit kanker pada anak membawa dapak stres bagi orang tua. Terutama berkaitan dengan kegawatan penyakit dan prosedur tindakan yang diberikan kepada anak saat di rumah sakit.

Berdasar data Yayasan kanker anak Indonesia, jumlah penderita kanker pada anak di Indonesia mencapai 11.000 per tahun. Penyakit kanker pada anak dapat menjadi stressor yang luar biasa bagi orang tua.

Respons yang ditunjukkan oleh orang tua saat mengetahui anak menderita leukemia dapat berupa penolakan, kecemasan, stress, dan depresi. Orang tua dengan anak leukemia dapat mengalami stres dari derajat ringan sampai berat, terutama pada ibu sebagai pengasuh utama.

Stres dapat meningkat jika pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua tentang penyakit dan perawatan anak leukemia rendah. Pelibatan orang tua dalam perawatan anak dapat ditingkatkan melalui model pemberdayaan. Pengetahuan yang perlu diketahui, misalnya kebutuhan nutrisi, pencegahan infeksi, dan pencegahan perdarahan pada anak kanker.

Perawat mempunyai peran sebagai fasilitator dan edukator bagi klien, yaitu anak dan keluarga anak yang menderita leukemia. Prinsip keluarga sebagai pusat utama asuhan Keperawatan harus dipegang oleh perawatan anak. Dua elemen utama dalam prinsip family centered care yaitu empowering dan enabling.

Modul FACE merupakan singkatan dari Family Centered Empowerment. Module FACE disusun sebagai media yang bermanfaat untuk membantu perawat dan tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi kepada orang tua dengan anak menderita leukemia. Modul FACE bertujuan memberdayakan orang tua dalam perawatan anak melalui peningkatan pengetahuan tentang perawatan anak untuk jangka panjang sehingga dapat meningkatkan kemandirian orang tua. Modul FACE disusun oleh Doktor Yuni Sufyanti Arief, S.Kp.,MKes sebagai hasil atas penelitian disertasi yang ditempuhnya.

Metode dan Hasil

Penelitian dilakukan di ruang rawat inap khusus penyakit hematologi dan onkologi anak RSUD Dr Soetomo Surabaya. Responden penelitiannya adalah orang tua, terutama ibu dari anak yang menderita leukemia. Responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapatkan intervensi modul FACE dan responden yang tidak diberikan modul FACE sebagai kelompok kontrol.  

Tingkat stres diukur sebanyak dua kali, yaitu sebelum intervensi dan setelah intervensi. Instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat stres orangtua menggunakan kuesioner DASS-21 (Depression anxiety Stress Scale) yang berisi 21 pertanyaan yang menggambarkan perasaan berkaitan dengan emosional orang tua.

Orang tua diajarkan tentang cara perawatan anak dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi, pencegahan infeksi dan pencegahan perdarahan yang merupakan tanda utama yang sering terjadi pada anak leukemia selama 2 minggu. Intervensi modul FACE diberikan dalam waktu 2 kali dengan durasi 30 menit setiap pertemuan.

Setelah 2 minggu pelaksanaan intervensi menggunakan modul FACE, tingkat stres orang tua yang memiliki anak terdiagnosis leukemia menjadi menurun. Hasil uji statistik didapatkan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres antara kelompok yang mendapatkan intervensi dan kelompok kontrol. Terdapat pengaruh yang bermakna intervensi modul FACE terhadap tingkat stres orang tua yang memiliki anak terdiagnosis leukemia.

Informasi yang tepat dan jelas sangat dibutuhkan oleh orang tua yang memiliki anak terdiagnosis leukemia. Hal ini disebabkan bahwa penyakit leukemia memerlukan perawatan jangka panjang. Pemahaman yang benar tentang perawatan anak dapat membantu orang tua untuk mengatasi salah satu masalah yang dihadapi, yaitu perawatan dan pencegahan infeksi pada anak leukemia sehingga tingkat stres orang tua dapat menurun.

Pendidikan orang tua juga dapat berkaitan dengan tingkat stres orang tua. Hal itu disebabkan oleh tingkat pemahaman orang tua dalam menerima informasi. Orang tua yang memiliki pemahaman yang baik dapat meningkatkan tingkat kooperatif terhadap prosedur tindakan dan pengobatan yang diberikan kepada anak leukemia.

Hasil penelitian ini dapat membawa manfaat, terutama bagi ilmu keperawatan untuk dapat diaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan anak dengan penyakit kanker. Peningkatan pemberdayaan orang tua secara kognitif merupakan salah satu aspek yang penting untuk meningkatkan tingkat kerja sama dan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak secara mandiri baik saat di rumah sakit maupun saat di rumah.

Penulis: Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,MKep

Informasi detil dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://periodika.osu.cz/ojs/index.php/cejnm/issue/view/16

Krisnana, Ilya et al. 2019. “Reducing Acute Stress Disorders in Mothers of Leukemic Children By Means of The Family Centered Empowerment Module ( FACE ).” Central European Journal of Nursing and Midwifery 10(2): 1035–40.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).