Konsorsium Mikroba Tingkatkan Ketahanan Ikan Nila pada Perairan Tercemar Tembaga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Mikroba. Sumber: IDNews

Selama lebih dari beberapa dasawarsa, pencemaran logam berat pada ekosistem perairan air telah banyak menjadi perhatian. Logam berat pencemar perairan salah satunya adalah cemaran tembaga. Pencemaran tembaga pada perairan banyak bersumber dari limbah industri khususnya pada industri tekstil dan industri logam.

Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, kandungan beberapa unsur logam berat di perairan khususnya sungai telah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Kontaminasi logam berat ini berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem dan juga berpengaruh pada organisme-organisme yang hidup di perairan tersebut, salah satunya adalah ikan.

Pencemaran sungai oleh logam berat sangat merugikan. Hal ini dikarenakan air sungai banyak dimanfaatkan sebagai sumber utama pengairan pada budidaya berbagai jenis ikan air tawar, termasuk ikan nila. Ikan nila merupakan ikan air tawar yang cukup tinggi jumlahnya yang dibudidayakan sebagai produk konsumsi untuk masyarakat.

Ikan yang terpapar logam berat yang mencemari air dapat menyerap unsur tersebut melalui rantai makanan ataupun lewat organ-organ tubuhnya seperti kulit, insang, hati dan ginjal. Cemaran logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh ikan dengan membentuk senyawa komplek dengan zat-zat organik dalam tubuh ikan yang tidak dapat dikeluarkan oleh ikan. Hal ini akan berdampak negatif jika ikan yang mengandung logam berat dengan kadar tinggi dikonsumsi masyarakat.

Salah satu metode yang berpotensi untuk menyisihkan logam berat pada perairan adalah dengan cara bioremediasi menggunakan konsorsium mikroba. Secara alami, mikroba hidup dalam suatu kumpulan terdiri dari berbagai spesies mikroba yang disebut konsorsium. Dalam konsorsium ini mikroba dapat memperoleh energi untuk mempertahankan hidupnya dengan saling memanfaatkan enzim-enzim yang dihasilkan mikroba lainnya. Jadi mikroba-mikroba tertentu dalam bentuk konsorsium dapat memiliki kemampuan lebih dalam melakukan proses remediasi suatu logam berat di alam.

Telah banyak diketahui potensi dari mikroba-mikroba yang memiliki kemampuan untuk meremediasi berbagai jenis logam berat. Ilmuwan mikrobiologi telah menemukan beberapa jenis mikroba yang termasuk kelompok bakteri asam laktat yang diketahui telah berhasil menyisihkan logam berat. Beberapa bakteri asam laktat merupakan bakteri alami yang banyak ditemukan pada saluran pencernaan hewan dan manusia. Bakteri asam laktat diketahui menghasilkan asam laktat dalam fermentasi karbohidrat. Potensi pemanfaatan konsorsium mikroba sangat besar oleh karena itu perlu diaplikasikan pada ikan yang hidup di perairan tercemar logam berat seperti tembaga.

Pakan ikan menjadi bagian terpenting pada keberhasilan suatu budidaya ikan. Pada umumnya kualitas pakan diperhatikan untuk memacu peningkatan pertumbuhan. Namun, sudah saatnya ada inovasi pakan ikan yang juga dapat meningkatkan ketahanan ikan terhadap paparan pencemaran.

Penelitian menggunakan beberapa jenis mikroba yaitu Lactobacillus buchneri (DSM 20057), Lactobacillus casei (DSM 20011), Lactobacillus bulgaricus (NBRC13953), and Lactobacillus fermentum (ME3) yang dicampurkan pada pakan ikan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pertambahan berat badan dan total bakteri di usus ikan nila. Bakteri-bakteri tersebut dipilih karena termasuk dalam kelompok bakteri asam laktat yang dapat hidup di saluran pencernaan ikan dan memiliki kemampuan untuk meremediasi logam berat. Pada penelitian ini, ikan nila dipelihara di dalam akuarium yang telah diberi cemaran tembaga dengan beberapa variasi konsentrasi tembaga.

Penambahan konsorsium mikroba pada pakan ikan telah diteliti dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dalam saluran pencernaan ikan sehingga meningkat nilai penyerapan nutrisi pakan yang diberikan pada ikan. Hal ini dapat dilihat ketika kelompok ikan nila kontrol dengan pakan ikan biasa dibanding kelompok ikan nila dengan pakan dicampur dengan konsorsium mikroba memiliki persentase kenaikan berat badan sebesar 9% dibandingkan dengan berat badan awal ikan nila setelah dipelihara selama 14 hari.

Selain itu, total bakteri usus untuk kelompok ikan nila dengan pakan dicampur konsorsium mikroba meningkat dua kali lipat dibanding dengan kelompok ikan nila kontrol dengan pakan biasa. Meningkatnya jumlah bakteri pada saluran pencernaan ikan nila tepatnya di usus juga sangat menguntungkan ikan karena proses pencernaan pakan pada tubuh ikan dapat terjadi secara lebih optimal. Penambahan konsorsium mikroba pada pakan ikan menjadi salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kualitas produk ikan air tawar khususnya ikan nila yang lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat. (*)

Penulis: Aken Puti Wanguyun

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di:

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=9680&iid=276&jid=3

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).