Terapi Kanker Melalui LINAC

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Radioterapi merupakan terapi kanker dengan pemanfaatan radioisotop. Radioterapi memanfaatkan radiasi pengion seperti sinar X, radiasi gamma atau elektron berenergi tinggi untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dan sesedikit mungkin memberikan efek negatif pada jaringan sehat di sekitarnya. Radiasi eksternal merupakan radioterapi dengan menggunakan sumber radiasi dari luar tubuh pasien. Pasien duduk atau berbaring di meja pasien dan sumber radiasi pengion eksternal diarahkan ke bagian tubuh tertentu. Radiasi eksternal dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat Linear Accelerator (LINAC) atau pesawat Cobalt-60. Umumnya LINAC memancarkan foton atau elektron dengan energi sebesar 6 MeV atau 10 MeV.

Prinsip kerja linac yaitu mempercepat elektron sehingga energi kinetiknya bertambah dari 4 MeV menjadi 25 MeV. Di dalam linac elektron dipercepat mengikuti lintasan yang lurus pada struktur khusus yang dinamakan Accelerating waveguide. Saat ini Linac dilengkapi dengan beberapa pilihan berkas radiasi, yaitu berkas elektron dan foton. Sistem kontrolpada foton maupun elekron yang dihasilkan oleh Linac menggunakan sistem kontrol dengan komputer, sistem pemindai tubuh dengan menggunakan Electronic Portal Imaging Device (EPID), pengaturan dosis radiasi dengan menggunkan Multi Leaf Collimator (MLC) dan pengaturan dosis sepenuhnya menggunakan modulasi intensitas. Teknologi Treatment Planning System (TPS) pada linac menggunakan kalkulasi 3D dengan sistem MLC yang dapat menghasilkan bentuk yang presisi pada treatment radiasi volume target. TPS atau sistem perencanaan radiasi merupakan semua proses untuk penentuan desain geometri sudut, energi radiasi, jumlah lapangan radiasi, imobilitas dan dosimetri pasien yang akan diberikan pada treatment radiasi.

Teknologi 3 Dimensional Conformal Radiotherapy (3 DCRT) dapat menghasilkan penambahan jumlah lapangan radiasi dan bentuk dengan MLC yang dapat diaplikasikan pada target dengan melindungi jaringan normal. Keluaran dosis dari linac adalah dalam bentuk Monitor Unit (MU) yang setara dengan cGy. Jumlah MU ini bergantung pada besar dosis yang akan diberikan kedalaman kanker, kalibrasi monitor, ukuran setting kolimator, field size dan variabel-variabel lainnya.

Terapi menggunakan LINAC dilakukan dengan memaksimalkan distribusi dosis pada kanker serviks dan meminimalkan distribusi dosis pada organ sehat di sekitarnya yaitu bladder dan rectum. Bladder dan rectum merupakan organ kritis di sekitar serviks yang berisiko terkena radiasi yang disebut juga sebagai Organ at Risk (OAR). Dosis efektif adalah dosis radiasi yang mempertimbangkan faktor bobot jaringan yang dikenai radiasi dan faktor bobot radiasi dari berbagai sumber radiasi. Masing-masing sumber radiasi memiliki faktor bobot radiasi yang berbeda-beda. Demikian juga radiasi akan menimbulkan efek yang berbeda-beda terhadap jaringan yang berbeda. Pemberian dosis yang berlebihan pada OAR akan menyebabkan efek kerusakan pada jaringan penyusunnya. Setiap OAR memiliki dosis toleransi masing-masing tergantung dari sensitivitas jaringan penyusun organ tersebut.  Akurasi penetapan dosis mutlak diperlukan dalam terapi menggunakan LINAC.

The Groupe Européen de Curiethérapie and the European Society for Radiotherapy & Oncology (GEC-ESTRO) merekomendasikan titik acuan penentuan dosis OAR yaitu pada bladder dan rectum. Efek samping akut terapi radiasi pada bladder adalah inflamasi, mukositis, interstisial fibrosis, dan kontraktur. Sedangkan pada rectum adalah pendarahan, tenesmus, urgency, dan diare (Billingham et al., 2009). Oleh karena itu dosis radiasi bladder dan rectum tidak boleh melampaui toleransi dosisnya. Sehingga diperlukan pertimbangan tersendiri dalam tindakan selanjutnya untuk dosis OAR. Dosis bladder dan rectum dapat dievaluasi dengan melihat dosis keduanya pada Dose Volume Histogram (DVH) bladder dan rectum 2cc (D2cc).

Penulis : Suryani Dyah Astuti

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.researchgate.net/publication/333584707_Brachytherapy_Treatment_Planning_and_Linac_for_Dose_Measurement_of_Bladder_and_Rectum_in_Cervical_Cancer_Patients

https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/8727731

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).