Kenalkan Studi Kejepangan UNAIR Melalui Japanese World

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SUASANA saat penampilan band dalam Japanese World 2019 di Fakultas Ilmu Budaya UNAIR. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga kembali menggelar Japanese World (JW) pada 20-21 Juli 2019 bertempat di FIB UNAIR. Haira Catur Nurul Candraningrum, ketua panitia JW mengatakan bahwa tujuan utama dari festival itu ialah untuk mengenalkan program studi kejepangan UNAIR kepada publik. Di samping itu, JW juga bertujuan untuk mengenalkan budaya Jepang serta memperat hubungan antara Indonesia dengan Jepang.

Mahasiswa yang akrab disapa Haira itu, menuturkan bahwa setiap tahunnya JW memiliki tema yang berbeda. Tahun ini JW mengangkat tema Natsu no Eien no Monogatari yang berarti “Kisah abadi di musim panas”.

“Icon JW sendiri melambangkan dewa dan dewi Tanabata (festival bintang di Jepang, red) yang dipisahkan lalu kami menyatukannya di panggung JW,” tuturnya.

Area stage utama JW menampilkan pertunjukan-pertujukan utama seperti penampilan grup band, dance Jepang dan cosplay. Sementara itu, di sekitar area stage utama banyak ditemukan stand-stand bertemakan Jepang. Stand-stand tersebut menyediakan makanan dan minuman ala Jepang serta merchandise dan aksesoris yang didominasi oleh karakter-karakter anime (animasi Jepang).

Japanase World juga menyuguhkan berbagai perlombaan untuk siswa SMA dan umum. Lomba akademik terdiri atas Shodo (kaligrafi Jepang), Kuizu Taikai (cerdas cermat), Katari (bercerita), Sakubun (mengarang), Kakikikitori (mendengar dan menulis), Kanji Taikai (kompetisi kanji) dan Rodoku (membaca cepat). Ada pula lomba umum yang terdiri atas lomba cosplay (bermain kostum), coswalk (cosplay dan catwalk), okeru (berkaraoke), tabetaikai (lomba makan), seiyuu (pengisi suara), desain komik, desain karakter, band, dance cover dan fotografi.

“Nah khusus untuk lomba akademik, lombanya hanya boleh diikuti oleh anak-anak SMA,” tambahnya.

Selain berbagai perlombaan, JW juga mengadakan workshop kejepangan. Diantaranya adalah workshop Wagashi (kue Jepang), Yukata (pakaian tradisional Jepang), Kanzashi (hiasan rambut tradisional khas Jepang) dan Kendo (salah satu seni bela diri Jepang).

Penutupan Japanese World 2019 malam itu ditutup dengan pesta hanabi (kembang api). Di bawah langit malam bertaburkan cahaya, Haira berharap JW tahun depan bisa menjadi lebih baik dari tahun ini.

“Semoga JW tahun depan menjadi lebih baik dan semakin meriah,” pungkas Haira. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor    : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).