Atasi Cacingan pada Ternak dengan Minyak Jagung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Minyak jagung. Sumber: Alodokter

Penyakit cacingan (helminthiasis) seringkali menjadi “momok” bagi para peternak, terutama yang berkonsentrasi pada penggemukkan ternak (feedlot).  Kebanyakan cacing hidup di saluran pencernaan hewan, menyerap zat nutrisi makanan atau menyerap darah inangnya.

Parasit ini tentu saja sangat menyusahkan peternak, terlebih banyaknya pakan berkualitas tinggi yang mereka berikan pada ternak tidak menjadi tidak berfungsing seutuhnya. Pakan sendiri merupakan biaya produksi terbesar dalam suatu peternakan yakni sekitar 60-70%. Oleh karena itu, berbagai cara telah dilakukan para peternak untuk mengatasi helminthiasis, seperti menggunakan obat-obatan pabrikan, terapi jamu herbal, dan sanitasi lingkungan yang lebih baik.

Sediaan bat-obatan pabrikan paling umum dipergunakan di industri peternakan. Namun, biaya yang yang dikeluarkan cukup besar sehingga tidak banyak peternak rakyat yang menggunakan metode ini karena mahalnya produk. Sediaan obat cacing yang beredar di Indonesia pada umumnya tidak boleh diberikan pada ternak yang bunting sebab dapat membahayakan kesehatan janin di dalamnya.

Terapi menggunakan jamu herbal memang lebih murah, akan tetapi rasa jamu yang getir  dan aroma yang kuat kurang begitu disukai oleh ternak. Sehingga, jarang dicampurkan dalam pakan dan peternak harus melakukan usaha lebih dengan “njamoni” ternak secara paksa dengan metode “cekok” atau “conthang”. Cara ini tentu sangat tidak efektif jika jumlah ternak puluhan bahkan ratusan.

Masalah peternakan klise tersebut mengilhami para peneliti untuk terus mengembangkan studi berkenaan tentang terapi anti parasit. Hasilnya, baru-baru ini telah ditemukan metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi helminthiasis, mudah diaplikasikan, dan aman diberikan padaternak di segala macam usia dan fase. Baik pedet, dewasa, atau bunting, yakni denga metode inklusi minyak jagung.

Minyak jagung mengandung minyak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid / PUFA) sebanyak 57%. PUFA memiliki efek immunomodulator dan anti inflamasi cytokiners, IL-1 dan TNF. PUFA juga dapat meningkatkan kinerja flavonoid dan saponin yang berasal dari bahan pakan sehingga dapat dimanfaatkan lebih optimal oleh ternak.

Inklusi minyak jagung dengan dosis kecil dalam pakan telah menunjukkan hasil yang sangat baik saat diuji cobakan pada ternak yang sedang digemukkan, bunting, dan anakan. Adanya minyak jagung dalam pakan juga meningkatkan nafsu makan ternak karena rasanya dan aromanya disukai ternak.

Selain itu, kandungan lemak tak jenuh di dalamnya sangat baik sebagai tambahan sumber energi bagi ternak, sekaligus bahan baku sintesa hormon steroid yang berperan penting dalam produksi dan reproduksi ternak. Efek jangka panjangnya dapat meningkatkan produktivitas ternak seperti daging, susu, dan wool yang dihasilkan. (*)

Penulis: Herinda Pertiwi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.researchgate.net/publication/333531292_Blood_Parameter_Profile_and_Helminthiasis_Identificationon_in_Sheep_Fed_with_Diets_Rich_in_Polyunsaturated_Fatty_Acid_PUFA?_sg=ZgsT-tsS4m_oOzvPedPMGcVQ6YsIN7Bm2Ghs3ViZgd-cNWnmXdh1b7E-JaNjkveZLUUUKGPIGbkBAA.QEncZxF59VDof2imJ78UnKhDtT_ZxI_XJOpJ8F_UTq0cha7_4K9tdqqhMKuLjEIj7GIryZYD4khz6M4WVlxu4w&_sgd%5Bnc%5D=3&_sgd%5Bncwor%5D=1

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).