Giat Penelitian untuk Penanganan Virus Dengue

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Salah satu penyakit infeksi yang kerap mengancam penduduk, khususnya di daerah tropis dan sub-tropis, adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue terbagi menjadi empat jenis atau serotipe. Yang kemudian dikenal dengan sebutan dengue serotipe-1 (DEN-1), DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Empat serotipe tersebut menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini pula yang membuat para peneliti kesulitan merumuskan protein apa yang bisa di imunisasikan pada manusia agar tahan terhadap virus Dengue ini. Sebab, ada protein yang pas untuk membuat badan kebal terhadap DEN-1, tapi malah menjadi reseptor (yang bisa membantu memerkuat kerja virus) DEN-2, DEN-3, atau DEN-4. Artinya, tiap DEN mesti diantisipasi oleh protein khusus yang berbeda dengan yang dibutuhkan DEN lain. Bila serotipe yang dimaksud tidak sesuai dengan protein yang diimunisasikan, kondisi manusia yang terserang virus justru malah bertambah parah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Prof Fedik Abdul Rantam mengatakan, semua peneliti dari berbagai belahan dunia terus melakukan riset mengenai ini. Tujuannya, bisa memberikan solusi agar suatu saat ditemukan penanganan khusus untuk virus Dengue.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Prof Fedik Abdul Rantam

Pada 2013 lalu, salah satu artikel Prof Fedik tentang upaya penanganan virus Dengue terbit di jurnal terindeks Scopus. Artikel yang dimaksud berjudul “Analysis of recombinant, multivalent dengue virus containing envelope (E) proteins from serotypes-1, -3 and -4 and expressed in baculovirus”, dan diterbitkan oleh Trials in Vaccinology.

Di sana, Prof Fedik dan tim menyampaikan hasil penelitian protein rekombinan yang kalau diimunisasikan, bisa tahan terhadap virus DEN 1, 2, 3, dan 4. Protein yang diimunisasikan akan membentuk antibodi yang bisa menghambat, menangkap, dan menetralisasikan semua serotipe virus Dengue. Jadi, antibodi yang terbentuk bisa mengenali empat serotipe.

“Kami sudah melakukan penelitian pada kera dan kelinci. Hasilnya memuaskan pada saat dilakukan eksperimen terhadap hewan. Sehingga, bisa terus dikembangkan dan ditindaklanjuti,” kata dia.

Selagi melanjutkan riset tersebut, Prof Fedik dan tim juga melakukan penelitian lain yang masih berkenaan dengan penanganan virus Dengue. Pada 2018 lalu, artikel yang ditulisnya diterbitkan di sebuah jurnal internasional. Artikel yang dimaksud berjudul Neutralizing Potential of Fab IgG Hybrid Antibody Against Dengue Virus (DENV-1,2,3,4) Expressed on Mesenchymal Stem Cells dan diterbitkan oleh Acta Vet Eurasia, Istanbul University Press.

Di sana, Fedik dan tim menyampaikan hasil penelitian pembuatan antibodi untuk imunisasi pasif pada tubuh yang terkena virus Dengue. Kalau pada artikel yang terbit pada 2013 adalah tentang protein untuk membantu tubuh membentuk antibodi (imunisasi aktif), pada artikel 2018 ini dipaparkan mengenai antibodi apa yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam tubuh guna pencegahan dan terapi terhadap keberadaan virus Dengue. Untuk penelitian ini, Prof Fedik dan tim melakukan uji coba pada tikus besar (rat) dan tikus kecil (mice).

Secara umum, baik penelitian untuk imunisasi aktif maupun imunisasi pasif terus dikembangkan. Tidak ada prioritas khusus, karena sejatinya, dua penelitian itu memiliki satu tujuan yang sama. Yakni, memaksimal penanganan terhadap serangan virus Dengeu dengan sudut pandang yang komprehensif. Penelitian dalam topik ini menjadi perhatian para akademisi di seluruh dunia. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).