Pengmas Dosen FKp UNAIR Berdayakan Petani Buah Naga di Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pengmas
Produk olahan buah naga hasil pelatihan dari dosen Fakultas Keperawatan UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pengabdian kepada masyarakat merupakan satu dari Tri Dharma Perguruan tinggi yang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh semua civitas akademika Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (UNAIR). Pengmas  tahun ini mengusung tema “Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Desa Glagah Agung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi dalam Diversifikasi Buah Naga Tidak Layak Jual (Grade B dan C) Menjadi Olahan Buah Naga yang Sehat dan Berdaya Jual Tinggi.

Kegiatan pengmas tersebut berlangsung selama dua hari. Dimulai pada tanggal 11 hingga 12 Juli 2019. Bertempat di pendopo balai Desa Glagah Agung, kegiatan itu menyasar ibu-ibu rumah tangga dan kelompok masyarakat. Latar belakang dari kegiatan pengmas tersebut yaitu terkait dengan produksi buah naga yang sangat melimpah di Banyuwangi. Tercatat, setiap tahunnya produksi buah naga terus meningkat. Dilain hal, banyak kendala dan hambatan yang dihadapi oleh para petani buah naga terutama pada musim panen raya.

Menurut Mesinah yang merupakan petani buah naga, sampai saat ini, jelasnya, buah naga dengan kualitas grade B dan C jika tidak laku terjual, apalagi pada musim panen raya. Pihaknya hanya memberikan kepada ternak.

“Itu pun hanya dalam jumlah sedikit. Banyak yang dibuang begitu saja ke sungai. Belum ada pengolahan buah naga lebih lanjut yang pernah kami lakukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep., sebagai ketua pelaksana pengmas mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan dengan kejadian buah naga yang dibuang begitu saja. Padahal banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Lebih lanjut, Sylvi menjelaskan, kegiatan yang pihaknya berikan yaitu pembuatan produk olahan buah naga seperti jenang, sirup, dan selai buah naga.

“Produk olahan ini jika diberdayakan akan berdampak pada peningkatan hasil perkonomian masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, tambahnya, tujuan mengundang beberapa orang kelompok masyarakat untuk diberikan pelatihan sekaligus pembentukan kader, yang nantinya dapat menularkan ilmu kepada sesama. Semua peralatan dan metode nantinya akan pihaknya serahkan kepada masyarakat.

“Kami juga akan terus memberikan pembimbingan dan monitoring pelaksanaan,” ujarnya.

Pihaknya juga berharap bahwa ke depan produk olahan buah naga bisa merambah pada pasar lokal dan pusat oleh-oleh Banyuwangi.

“Orang-orang bisa mengenal oleh-oleh khas dari buah naga. Sehingga tidak ada lagi yang namanya buah naga dengan kualitas grade B atau C dibuang percuma,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).