Wisudawan Terbaik S2 FEB Ini Langsung Terima Beasiswa Doktoral Usai Lulus Kuliah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Fiona Niska Dinda Nadia dinyatakan lulus sebagai wisudawan terbaik S2 Magister Sains Manajemen UNAIR dengan IPK sebesar 3,81. (Ilustrasi: Feri Fenoria)

UNAIR NEWS – Program Top 500 World Class University (WCU) yang tengah dirintis UNAIR rupanya menginspirasi Fiona Niska Dinda Nadia dalam menyusun tesis. Mengambil topik organizational change dengan judul tesis “Discomfort dalam Proses Perubahan Universitas Airlangga menuju World Class University”, Fiona mencoba menemukan penyebab, reaksi, serta konsekuensi dari discomfort yang muncul dalam proses perubahan UNAIR menuju top 500 World Class University.

“Setiap proses perubahan organisasi pasti akan mengusik comfort zone anggota organisasi, sehingga discomfort ini sangat menarik untuk diteliti,” sebut Fiona.

Gadis asal Malang tersebut dinyatakan lulus sebagai wisudawan terbaik S2 Magister Sains

Manajemen dengan IPK sebesar 3,81. Di samping perkuliahan, Fiona sering dilibatkan oleh profesornya untuk menjadi asisten riset. Ia pun tergabung dalam tim riset tentang organizational change yang saat ini berfokus meneliti tentang fenomena perubahan 11 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum di Indonesia untuk menuju top 500 World Class University.

Alhamdulillah, banyak sekali ilmu baru yang saya peroleh. Terutama terkait bagaimana serunya penelitian dan effort untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal internasional yang bereputasi,” tutur Fiona.

Berkat pencapaian dan prestasinya, Fiona dipercaya menjadi salah satu penerima beasiswa PMDSU (Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul) Batch III. PMDSU merupakan program beasiswa dari Kemenristekdikti, percepatan pendidikan S2 dan S3 selama 4 tahun dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas calon dosen masa depan bergelar doktor.

Selain itu, sebagai penerima beasiswa PMDSU, dirinya dituntut untuk melakukan banyak publikasi jurnal internasional terindeks Scopus.

“Tantangannya ya bagaimana bisa publish paper Scopus sejumlah yang disyaratkan sampai lulus S3 nanti, yang mana tidak mudah bagi kami dengan keilmuan social sciences. Tapi tetap semangat, when things are tough we must be tougher,” terangnya.

Setelah merampungkan studi magister, Fiona masih harus melanjutkan studi doktoral selama dua tahun sesuai ketentuan beasiswa PMDSU. Rencana jangka pendek, ia ingin segera menyelesaikan sekolah S3-nya dan menambah pengalaman dengan sandwich programme (program exchange dan join research) ke universitas bereputasi di luar negeri. (zan/bin)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).