Berburu Pengalaman Baru di Mahidol University, Thailand

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
AQIS dan Rifda ketika mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS – Terdapat banyak pilihan kegiatan yang dapat dilakukan mahasiswa ketika libur semester tiba. Seperti untuk mendapatkan pengalaman kerja dengan magang, mengasah jiwa sosial dengan volunteering, menambah skill dengan mengikuti kursus atau sekedar bepergian untuk melepaskan diri dari kejenuhan.

Begitupun dengan Rifdatus Samaha (Rifda) dan Noor Faizah Balqis (Aqis), dua mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) yang memanfaatkan hari libur dengan berburu pengalaman baru di negeri Gajah Putih. Tepatnya di Mahidol University (MU), Thailand untuk mengikuti pertukaran pelajar bersama sebelas mahasiswa FKM UNAIR lainnya.

Mereka mengikuti kegiatan pertukaran pelajar selama seminggu. Dimulai pada Minggu (30/6/2019) hingga Sabtu (6/7/2019). Meski cukup singkat, namun banyak pengalaman baru dan pelajaran hidup yang mereka terima. Diantaranya adalah sebagai berikut.

Suasana Belajar Baru

Pada pertukaran pelajar tersebut, mereka mengikuti kelas pada departemen community health, faculty of public health. Secara spesifik mereka belajar mengenai community engagement dengan metode group discussion, game dan presentasi.

“Ketika membahas pengembangan kelompok, metode pembelajaran yang dipakai adalah dengan membuat permainan yang relate dengan masyarakat. Jadi isu yang diambil real terjadi dan merupakan suatu proses di masyarakat,” jelas Aqis

Tidak hanya belajar di kelas. Namun mereka juga diajak untuk berkunjung di perpustakaan MU dan mengelilingi MU Salaya.

Tidak Perlu Lancar Bahasa Inggris

Tidak seperti yang dibayangkan oleh keduanya bahwa ketika mengikuti pertukaran pelajar maka bahasa inggris harus bagus. Nyatanya, sama seperti di Indonesia, tidak semua orang lancar berbahasa inggris begitu juga mahasiswa dan dosen disana. Meskipun begitu, mahasiswa dan dosen disana begitu ramah dan sangat antusias untuk berinteraksi dengan mereka.

“Meskipun terkendala dengan bahasa, namun teman-teman begitu ramah dan tetap berusaha berkomunikasi mulai dari memakai google translate sampai bahasa tubuh,” ucap Aqis.

Komitmen Beragama

Menjadi muslim minoritas disana tidaklah mudah. Banyak prinsip yang harus mereka jaga agar tidak terlena dengan situasi dan kondisi setempat. Diantaranya adalah prinsip terhadap makanan dan sholat.

Menurut Rifda, cukup sulit menemukan makanan halal di Thailand. Sehingga harus berhati-hati ketika memilih makanan.

“Bahkan ketika terdapat makanan yang berlabel halal, namun diragukan maka sebaiknya dihindari,” jelas Rifda.

Selain itu, jarang terdengar suara adzan sebagai pengingat sholat karena tidak adanya mushola dan masjid yang masih sangat jarang. Sehingga, mereka harus menguatkan diri untuk menjaga komitmen agar tidak tertinggal sholat wajib. 

“Sebagai seorang muslim, kita harus punya integritas yang tinggi untuk mempertahankan prinsip kita,” pungkas Rifda.

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).