Mahasiswa KKN Kenalkan Sepuluh Tanaman Pengusir Nyamuk ke Masyarakat Wonokromo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Wonokromo menjadi salah satu wilayah dengan kasus DBD di Surabaya yang lumayan tinggi. Kondisi padatnya penduduk dan pelaporan kasus yang kurang maksimal di sana menginisiasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Inter Profesional Education (IPE) Universitas Airlangga (UNAIR) topik Kejadian Luar Biasa (KLB). Tepatnya menggelat penyuluhan serta pencegahan DBD di Wonokromo.

Kegiatan penyuluhan tersebut dilaksanakan pada Jumat (5/7/19) di Balai RW 4, Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Pemeiliahn lokasi itu didasarkan pada penemuan kasus terakhir DBD ditemukan, yaitu di RW 4, Kelurahan Wonokromo. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, 75 kader Jumantik (Juru pemantau jentik) RW 4, lurah, dan perwakilan remas (remaja masyarakat).

Archie Arman Dwiyatna, ketua KKN IPE Topik KLB UNAIR, mengatakan bahwa penyuluhan itu memberikan penanaman nilai penting peran Jumantik sebagai garda terdepan dalam penanggulangan wabah DBD. Selain itu, ditujukan untuk mengenalkan gambaran nyamuk DBD. Termasuk mengenalkan metode pencegahan DBD yang belum pernah dilakukan oleh para kader Jumantik.

”Kegiatan Jumantik telah berjalan dengan aktif, namun pelaporan kasus kurang maksimal. Jadi, dari pihak puskesmas sudah sesuai peraturan Dinkes. Yaitu, yang dilaporkan hanya yang DBD aja (Trombosit <100.000), sedangkan yang DB (Trombosit 100.000 – 150.0000) itu nggak dilaporin. Kesannya aman gaada KLB, padahal yang trombonya <150.000 itu sebenarnya banyak”, ujarnya.

“Jadi, ya sebenernya itu masih banyak banget yang nggak kena pelaporan. Padahal, jumlah penderitanya lumayan,” tambah Archie.

Dalam kegiatan penyuluhan, mahasiswa KKN IPE Topik KLB UNAIR juga mengajarkan cara pembuatan sarang nyamuk sederhana dan pengenalan 10 jenis tanaman yang bisa mengusir nyamuk. Untuk keefektifan praktik pembuatan sarang nyamuk sederhana tersebut, dibentuk kelompok kecil model FGD (focus grup discussion).

Alat bahannya sangat sederhana yang meliputi botol bekas, ragi, gula, air panas, selotip/lakban,kantong plastik hitam bekas, gunting, serta pembuatannya yang mudah. Karena itu, praktik tersebut bisa sangat mudah dilakukan oleh masyarakat. Antusiasme peserta sangat baik. Sebab, itu merupakan metode baru sederhana yang dikenalkan kepada mereka. (*)

Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).