KKN Back to Village, Permasalahan Sampah jadi Prioritas di Pulau Maringkik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Selalu ada hal yang menarik dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh para mahasiswa setiap kali libur semester datang. Salah satunya adalah kegiatan KKN back to village yang pada tahun ini memilih Pulau Maringkik. Tepatnya di Deda Pulau (Gili) Maringkik, Kecamatan Keruak, Lombok Timur, NTB.

Setidaknya terdapat dua belas mahasiswa yang memilih untuk melaukan pengabdian disana. Yaitu Abima Rahmat A. F, Muhammad Alman Y, Adi Guna, Ayu M. N. P, Baiq Dwi H. A, Glazydia Juwita R, Kania Alawiyah, Putu Gea R. D. P, Wahyu Agung D, Ersalia Susetyo, Farah Kamalia dan Dicky Rahmawan. Kedua belas mahasiswa tersebut mulai berlayar pada Jum’at (27/6/2019) lalu dan akan mengabdi disana hingga Selasa (23/7/2019).

Muhammad Alman Y atau Alman, menjelaskan bahwa fokus utama kegiatan yang akan dilakukan yaitu berkenaan dengan sampah. Pelayanan kesehatan juga akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlanga (RSTKA).

“Terdapat beberapa kegiatan yang akan kami lakukan terkait permasalahan sampah. Yaitu membuat database sampah kepulauan kecil, workshop pengolahan sampah dan menginisiasi bank sampah,” jelas Alman.

Dalam pembuatan database dan pengelolaan sampah tersebut, pada seminggu pertama pengabdian direncakan akan dilakukan pendataan, pengumpulan, pemilihan dan analisis terkait sampah rumah tangga warga Maringkik. Dengan jumlah rumah tangga mencapai 600 hingga 800 dan jumlah warga sekitar 2500 orang.

Kegiatan tersebut, khususnya terkait pembuatan database persampahan daerah kepulauan, mendapat dukungan dari berbagai pihak. Diantaranya adalah dari dosen, peneliti solid waste management dan peneliti teknologi lingkungan dari prodi teknik lingkungan, peneliti ekologi lingkungan, peneliti dari antropologi, wanala dan komunitas nol sampah.

Selain database sampah, rencananya mereka juga akan membuat database kesehatan seluruh warga Maringkik. Tim KKN juga akan melakukan penghiasan dermaga, program pendidikan dengan materi terkait tindakan pertama penanggulangan bencana, pelengkapan taman baca dan lain sebagainya.

“Permasalahan lain adalah terkait sulitnya air. Lokasi yang terpisah dari daratan utama mengharuskan kami untuk membeli air selama KKN  dan harus berhemat,” ucap Alman.

Alman berharap, kegiatan selama KKN dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Sehingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat disana baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan dapat berkontribusi untuk UNAIR dan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

“Selain itu kami juga berharap mendapat pembelajaran dan pengalaman yg berharga di dunia pasca kampus nanti,” pungkas Alman.

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).