Jaring Peluang PIMNAS,12 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Ikuti Monev Eksternal di UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana presentasi peserta tim PKM dari Wiraraja di depan reviewer. (Foto : Khefti Al Mawalia)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar kegiatan monitoring dan evalusi (monev) eksternal untuk tim PKM Ristekdikti pada Selasa (02/07/2019) di Aula Kahuripan 300 Gedung Managemen Kampus C. Tercatat dalam 5 tahun terakhir UNAIR dipercaya menjadi tuan rumah terselenggaranya kegiatan tersebut.

Kegiatan itu diikuti oleh 37 tim yang terdiri dari 12 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Yaitu Universitas Madura, Universitas Islam Madura, STKIP PGRI Bangkalan, STIKES Delima Persada Gresik, STKIP Qamaruddin Gresik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Trunojoyo, Universitas Nahdatu Ulama Sidoarjo, Politeknik Negeri Madura, Universitas Wiraraja, Politeknik NSC Surabaya, dan Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin.  

Monev eksternal merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memantau dan menjaring penelitian yang telah didanai oleh Belmawa Kemenristekdikti. Kegiatan itu berupa presentasi dan diskusi 2 arah antara tim PKM dan tim reviewer.

“Nantinya akan disaring tim yang berhak maju ke final Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) yang akan diselenggarakan di Universitas Udayana,” ujar Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H., CN selaku Direktur Kemahasiswan UNAIR.

Hadir dalam pembukaan Monev 2019 yaitu para reviewer yang ditugaskan oleh Ditjen Belmawa, Sopingi, S. Sos, M.Pd (Universitas Negeri Malang) dan Tri Wikaningrum, SE., M.Si (Universitas Islam Sultan Agung). Selain itu hadir Harus Nasrullah (pendamping), dan Dr. M. Hadi Shubhan, S.H., M.H., CN selaku Direktur Kemahasiswan UNAIR.

Dipercayanya UNAIR sebagai tuan rumah membuktikan bahwa UNAIR merupakan kampus unggulan dan sudah sejak lama memiliki segudang prestasi dalam ajang PIMNAS. Lanjut Dr. Hadi, Diharapkan kegiatan itu dapat menghasilkan penelitian yang luar biasa. Dikarenakan output dari penelitian dosen tidak jauh beda dengan penelitian mahasiswa. Bahkan diketahui salah satu proposal PKM tahun kemarin pernah tembus dalam publikasi jurnal terindeks scopus.

“Bayangkan untuk proposal pkm mahasiswa bisa terbit di jurnal bereputasi internasional,” tandasnya.

Selain itu, terdapat kriteria tertentu untuk lolos dalam ajang PIMNAS mendatan. Diantaranya kreativitas dalam menciptakan kebaharuan penelitian dan kedisiplinan yang dipatuhi sesuai dengan pedoman penelitian yang sudah tertulis.

“Hal itu mungkin sangat spele, akan tetapi itu yang akan menentukan lolos tidaknya proposal penelitian tersebut,” ucapnya.

Ada 7 bidang PKM yaitu eksakta, soshum, pengabdian masyarakat, ciptakarsa, kewirusahaan, gagasan tertulis, dan gagasan futuristik konstruktif yang merupakan skema baru dan perdana di UNAIR. Adanya kegiatan PKM bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa baik dari hard skill, soft skill, keuletan dalam meneliti, kerja tim work dan lain-lain.

Sementara itu, Nurfaridah salah seorang peserta dari STIKES Delima Persada Gresik mengaku gugup saat mempersentasikan hasil penelitiannya karena dirasa adanya kurang persiapan dan waktu yang sangat terbatas. Ia mendapatkan banyak kritik hingga saran berkenaan dengan penelitiannya itu.

“Saya sangat optimis bismillah bisa terpilih menjadi finalis PIMNAS 2019,” tuturnya. (*)

Penulis : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).