Si Mungil yang Mematikan dari Sungai Amazon

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Sungai Amazon terletak di Amerika Selatan dan melewati lima negara, yaitu Brazil, Peru, Bolivia, Kolombia, dan Ekuador. Amazon merupakan sungai terpanjang kedua setelah Sungai Nil dengan panjang mencapai 6.400 km.

Dengan debit air sebesar 219000 m3/s, Sungai Amazon menyimpan banyak potensi spesies ikan air tawar. Baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bahkan sampai yang menyebabkan kematian bagi manusia yang diserang. Ikan piranha (Pygocentrus nattereri), ikan pacu (Colossoma macropomum), ikan Arapaima gigas, dan belut listrik (Electrophorus electricus) merupakan nama-nama ikan yang sudah dikenal berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi organisme yang diserang, termasuk manusia. Namun, terdapat satu lagi jenis spesies ikan kecil yang dapat menyebabkan kematian bagi organisme yang diserang. Yaitu, ikan Candiru.

Ikan Candiru (Vandelia cirrhua) atau penduduk setempat lebih mengenal dengan sebutan canero/toothpick fish/vampire fish yang masih satu ordo dengan ikan lele (Siluriformes). Disebut toothpick fish karena ikan ini berbentuk panjang menyerupai “tusuk gigi” dengan panjang tubuh 5-15 cm, transparan dan sulit terlihat didalam air (de Pinna and Wosiacki 2003).

Julukan vampire fish diberikan karena ikan Candiru, termasuk jenis ikan parasit yang mengisap darah dari inangnya, yaitu ikan lain yang berukuran lebih besar atau bahkan manusia (Leung 2014). Ikan candiru sangat tertarik dengan kandungan nitrogen yang tinggi sehingga ikan ini akan berusaha mencari habitat dengan kadar nitrogen yang tinggi di perairan (Spotte et al. 2000).

Salah satu habitat yang disukai oleh ikan Candiru adalah insang ikan. Sebab, insang merupakan tempat akumulasi nitrogen sebagai hasil respirasi ikan. Ikan Candiru akan masuk melalui celah insang, menggigit pembuluh darah dalam insang dengan giginya yang tajam, dan mengisap darah inangnya sampai lemas. Waktu yang dibutuhkan ikan candiru untuk mengisap darah inangnya hanya 30–145 detik (Zuanon dan Sazima, 2004).

Ikan Candiru yang menyerang manusia dikarenakan tertarik dengan nitrogen yang dihasilkan oleh manusia melalui urin dan feses. Ikan ini akan menginfeksi tubuh manusia yang sedang mandi atau buang air di sungai dengan berenang masuk ke dalam alat kelamin manusia (vagina, penis, anus) dan menetap dalam kandung kemih atau usus besar.

Hal ini akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan harus dikeluarkan melalui operasi pembedahan (Cochran 2005). Penduduk sekitar Sungai Amazon memanfaatkan buah jenipapo (Genipa americana) yang direbus dan airnya diminum atau dimasukkan ke dalam lubang kencing atau anus untuk mematikan ikan Candiru. Ikan Candiru yang mati akan larut dan keluar bersama urine atau feses (Bauer, 2013).

Upaya paling aman agar terhindar dari serangan ikan Candiru, yaitu tidak melakukan aktivitas di sungai seperti mandi, buang air atau cuci muka. Beberapa penduduk juga melakukan upaya pencegahan masuknya ikan Candiru dengan mengikat alat kelaminnya agar ikan tidak bisa masuk, menggunakan celana pelindung yang tebal atau mandi dengan tetap memakai pakaian lengkap (Breault 1991). (*)



Penulis: Mohammad Faizal Ulkhaq, S.Pi., M.Si.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).