Terinspirasi Bahasa Komunikasi sang Ibu, Mahasiswa PSDKU Sabet Juara 3 Cerpen Bahasa Using

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Cerpen Using
Ida Nur Safitri mahaiswi akuntansi raih juara 3 dalam lomba mengarang cerpen using 2019 sengker kuwung blambangan. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Indonesia memiliki ragam suku, budaya dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tak elok bila para generasi muda tidak mengenal kebudayaan yang ada di daerah. Tingginya arus globalisasi di era kekinian yang menjamur di kalangan remaja serta perkembangan industri yang serba canggih tidak menghalangi Ida Nur Safitri untuk melestarikan dan berprestasi dibidang bahasa di daerahnya yang terkenal dengan sunrise of java.

Pada saat ditemui UNAIR NEWS mahasiswa yang akrab disapa Ida mengungkapkan, awal mengetahui tentang lomba bahasa daerah Banyuwangi yakni bahasa using saat duduk di bangku kelas 2 Madrasah Aliyah Negeri.

“Pertama kali saya mengetahui lomba ini, saya tertarik sekaligus bangga karena saat itu baru mengetahui adanya lomba cerita pendek dengan menggunakan bahasa daerah Banyuwangi yaitu bahasa using,” ungkap Ida.

Pada umumnya, lanjut Ida, lomba cerita pendek yang diselenggarakan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing. Namun, kali ini menggunakan bahasa using. Dari hal tersebut, bahwa itu adalah bahasa sehari-hari ibunya ketika berkomunikasi dengan Ida.

“Sebagai buah hati, saya harus bisa melestarikan budaya keluarga sekaligus budaya daerah dengan mengimplementasikan langsung untuk turut ikut serta dalam lomba cerita pendek bahasa using,” jelasnya dengan penuh sumringah.

Menurut mahasiswa yang duduk di bangku semester 4 itu, setiap tahunnya mengambil tema cerita pendek yang berbeda dan syukur ia diberikan kesempatan kesempatan ke empat kalinya mendapati juara ditingkat yang berbeda sejak tahun 2016. Hal itu, tandasnya, merupakan tahun keduanya mengikuti karena pada tahun pertama masih belum mendapat juara. Untuk tahun ini, lanjutnya, ia mengangkat tema adat asli Banyuwangi yaitu “Ngerujaki Pari”.  Karya yang berhasil menyabet juga tiga itu merupakan adat yang sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi.

“Saya orang desa, orang asli Banyuwangi, adat itu masih dilakukan oleh keluarga saya maka harapannya dengan mengangkat penulisan tersebut dapat mengenalkan adat ini kepada masyarakat luas kususnya kaum muda mudi yang hanya berfokus pada kemoderenan dan kebarat-baratan,” pungkas mahasiswi program studi akuntansi itu.

Penulis: Sulistyo Primadani

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).