FKH PSDKU Turut Sukseskan Kontes Ternak Kambing Peranakan Etawa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kontes Kambing
Salah satu peserta Kontes Ternak Kambing Peranakan Etawa. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangga (UNAIR) di Banyuwangi, kembali mengadakan kolaborasi bersama beberapa komunitas peternak kambing etawa se-Banyuwangi.  Kegiatan bertajuk “Kontes Kambing Lokal Peranakan Etawa” dilaksanakan pekan lalu di Desa Tegal Sari, Kecamatan Tegal Sari, Kabupaten Banyuwangi.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa FKH dari angkatan 2016 sampai 2018 didampingi oleh Amung Logam Saputro, drh., M.Si. selaku dosen FKH sekaligus bertindak sebagai juri kontes dalam kegiatan tersebut. Kontes ternak kambing peranakan etawa (PE) itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh komunitas peternak kambing etawa di Banyuwangi.

Ditemui UNAIR NEWS, Sujoko sebagai ketua pelaksana Kontes Ternak Kambing PE menjelaskan bahwa kegiatan kontes kali ini, lebih mengarah kepada kontes ternak seni. Dimana pada kontes seni ini akan dinilai beberapa kriteria yang memenuhi syarat penilaian.

“Ada beberapa kelas kontes ternak kambing PE yang di lombakan, yaitu kelas jantan dan betina yang terdiri atas sub kelas A, B, C, D dan E. Dimana pada setiap kelas akan dilakukan sistem gugur,” jelasnya.

Dalam kontes tersebut, lanjutnya, ada 12 parameter nilai kontes ternak yang akan menjadi acuan dalam setiap penilaian. Parameter tersebut, jelasnya, yaitu bentuk kepala, telinga, tanduk, leher atau gelambir, postur, pola warna, rambut, kaki, dan ekor.

“Tidak hanya itu rewos atau jimbrak seperti rambut pangkal ekor dan paha, ambing atau testis, keserasian atau keluwesan, juga menjadi paramater penilaian,” imbuhnya.

Selanjutnya, tambahnya, bahwa ada beberapa ketentuan yang akan menyebabkan peserta didiskualifikasi ataupun pengurangan nilai dari perlombaan diantaranya merubah pola warna pada bulu kambing dengan menyemir, cacat permanen pada kambing, salah memasukkan kelas dari kelas, tanduk patah dan masih banyak lagi.

“Saya berharap kepada semua peserta untuk dapat mematuhi semua aturan kontes,” tandasnya.

Dalam kegiatan itu, pihaknya sangat bangga karena animo dan antusias dari warga maupun peserta sangatlah bagus. Warga sekitar Desa Tegal Sari berbondong-bondong menuju lokasi kontes.

“Untuk mahasiswa FKH UNAIR, saya berharap dengan adanya kegiatan kontes ternak ini, bisa menjadi wadah pembelajaran dan pengimplementasian ilmunya di lapangan. Karena berbagai pengalaman ini akan jarang ditemukan di bangku perkuliahan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).