Mahasiswa FST UNAIR Kembangkan Polisi Tidur sebagai Sumber Energi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Muhammad Rizaldi (kanan) dan Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta (kiri) mahasiwa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga meraih silver medal dalam kompetisi skala internasional iMIT SIC 2019 di Princess of Naradhiwas University, Naradhiwat, Thailand, pada 16-18 Juni 2019. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiwa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) mengembangkan prototype yang dapat mengubah tekanan yang didapatkan polisi tidur menjadi sebuah energi listrik. Energi itu bermanfaat sebagai energi terbarukan guna mengurangi konsumsi energi bahan bakar fosil yang semakin hari semakin berkurang.

Inovasi dengan nama EYE-SEER (Eco – Friendly Speedbump Energy Resource) dikembangkan oleh Muhammad Rizaldi, Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta, dan Siti Nurun Nafisah. Ketiga mahasiswa program studi fisika tersebut berhasil mendapatkan silver medal dalam kompetisi International Malaysia-Indonesia-Thailand Symposium on Innovation and Creativity 2019 (IMIT SIC 2019) yang berlangsung di Princess of Naradhiwas University, Naradhiwat, Thailand, pada 16-18 Juni 2019.

Fajar selaku perwakilan tim mengungkapkan bahwa kebutuhan energi bahan bakar fosil saat ini semakin meningkat. Hal tersebut membuat ketersediaan di alam semakin menipis. Itulah yang menjadi salah satu latar belakang ia dan tim mengembangkan energi terbarukan.

“Kebutuhan energi yang meningkat serta keberadaan bahan bakar fosil di alam yang semakin menipis membuat kami berinovasi membuat renewable energy dari polisi tidur,” ungkap Fajar.

Soal pilihan polisi tidur sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk menghasilkan energi, Fajar mengatakan hal tersebut berkaitan dengan semakin tingginya pengguna kendaraan bermotor di Indonesia.

“Semakin tingginya pengguna kendaraan bermotor, mengakibatkan semakin tinggi juga frekuensi kendaraan yang melintas di jalan raya. Secara tidak langsung akan banyak kendaraan yang melintasi polisi tidur yang berada dijalan,” tambahnya.

Fajar juga bercerita soal sedikit kendala yang sampai sekarang masih diselesaikan. Harapannya, agar kerja dari prototype yang dikembangkan semakin maksimal.

“Sampai saat ini kami sedang mencari desain dan rumus yang cocok guna memaksimalkan kerja dari generator yang ada, sehingga dapat menghasilkan energi yang lebih besar,” imbuhnya.

Fajar juga menjelaskan soal besaran yang dihasilkan oleh sebuah prototype dan kemudahan dalam perakitan, selain juga tidak banyak membutuhkan peralatan.

“Alat yang dibutuhkan speedbump, alat pengonversi generator magnet dan kapasitor. Untuk perakitannya cukup dengan pengelasan. Dengan kemudahan yang didapatkan, sebuah alat dapat menghasilkan energi sebesar 40V dalam sekali kayuhan,” pungkasnya. (*)

Penulis  : Faisal Dika Utama

Editor    : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).