Inovasi Probiotik Lactobacillus Casei dan Plantarum untuk Produktivitas Ayam Broiler

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PKMPE
TIM PKMPE Inovasi Probiotik saat melakukan eksperimen di kandang ayam. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Antibiotik pada dunia kedokteran hewan perunggasan pada dasarnya dapat diberikan untuk empat tujuan. Ialah terapeutik, metafilaksis (kontrol), profilaksis (pencegahan), dan Antibiotik Growth Promotor atau AGP (antibiotik imbuhan pakan, red). AGP sendiri diberikan pada unggas dengan dosis sub-terapeutik atau dibawah dosis normal untuk terapi. Karena target AGP sendiri adalah kepada bakteri pada permukaan saluran pencernaan, sehingga pemberian dosis sub-terapeutik diharapkan tidak terdistribusi jauh hingga ke dalam organ dan tidak meninggalkan residu pada daging dan telur saat dipanen.

Melihat fenomena itu, mahasiswa Fakultas Vokasi jurusan D3 Paramedik Veteriner Universitas Airlangga melakukan penelitian. Ialah Nabila Hanina Hibatul Haqqi mahasiswi Vokasi angkatan 2018, Fatihah Istafaro Maulidiya mahasiswi Vokasi angkatan 2018, dan Galuh Hesti Dwi Indrawati mahasiswi Vokasi angkatan 2017. Kolaborasi ketiganya sangat baik, sehingga dapat menemukan probiotik alami menggunakan bakteri lactobacillus casei dan plantarum dengan tambahan bahan ubi ungu, kurma, tempe, dan bubuk plantarum untuk membantu perbaikan sistem pencernaan pada hewan unggas.

Mengenai hasil penelitian tersebut, Nabila selaku ketua tim menjelaskan bahwa gagasan yang mereka susun dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang berjudul “Inovasi Probiotik Lactobacillus Casei dan Plantarum Pengganti Antibiotik Growth Promotor Ayam Broiler”. Dibawah bimbingan Dr. Herinda Pertiwi, drh., M.Si., proposal tersebut berhasil lolos seleksi DIKTI, sehingga berhak atas dana hibah penelitian dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2018-2019.

“Probiotik merupakan mikroorganisme tertentu yang ada dalam tubuh hewan dan akan menjamin pembentukan secara efektif organisme yang bermanfaat dalam tubuh inang (hewan) terutama sistem pencernaan karena mampu memperbaiki keseimbangan mikroflora usus,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nabila juga mengatakan bahwa probiotik mengandung bakteri menguntungkan yang dimasukkan kedalam pencernaan untuk mendominasi bakteri yang menimbulkan penyakit (patogen) menurun. Probiotik dapat mengandung satu atau beberapa jenis mikroorganisme yang serupa (strain). Berbentuk powder, tablet, padat berbentuk bulat (granula), serta seperti campuran beberapa bahan yang lembek (pasta).

“Dalam penelitian kami, tujuan memberikan probiotik pada hewan coba yaitu ayam broiler adalah memperbaiki kondisi saluran pencernaan dengan menekan reaksi pembentukan racun dan metabolit yang bersifat bahan yang dapat mendorong atatu menyebabkan kanker (karsinogenik), merangsang reaksi enzim yang dapat menetralisir senyawa beracun yang tertelan atau dihasilkan oleh saluran pencernaan, merangsang produk enzim yang diperlukan untuk mencerna pakan dan memproduksi vitamin serta zat-zat yang tidak terpenuhi dalam pakan,” ungkapnya.

Pada akhir, Nabila mengatakan bahwa uji coba pemberian probiotik itu dilakukan pada ayam broiler setiap perlakuan dan telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam pemberian probiotik tersebut adalah pada media tempe karena tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kapang Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae pada biji kedelai yang telah direbus.

“Hasil penelitian ini telah terbukti bahwa Lactobacillus Plantarum dan Lactobacillus Casei dalam rendaman tempe dan ubi dapat meningkatkan produktivitas ayam broiler sehingga berpotensi besar menggantikan peran AGP, guna menghasilkan daging ayam yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) seutuhnya, tanpa resiko adanya resistensi antibiotik pada konsumen,” pungkasnya.

Penulis: Nabila Hanina Hibatul Haqqi

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).