Aplikasi Nanofiber pada Survival Food untuk Bantu Selamatkan Korban Bencana

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PKMPE
TIM PKMPE tengah melakukan proses aplikasi nanofiber di laboratorium. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Bencana merupakan peristiwa yang mengancam, menggangu kehidupan, dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, ataupun faktor manusia. Sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam. Jika terhitung dari akhir Juli 2018 hingga April 2019, Indonesia telah menghadapi berbagai bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa kehilangan nyawa. Berawal dari gempa bumi di Lombok, gempa dan tsunami di Palu-Donggala, banjir bandang di Sumatera Utara, tsunami Selat Sunda akibat erupsi dari Anak Krakatau, hingga gempa bumi di Sulawesi Tengah yang sempat berpotensi tsunami.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas AIrlangga menggagas sebuah ide penelitian dengan judul “Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana”. Ialah Ningsih Putri Herman (2017) dan Melly Octaviany (2016) yang berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Tya Wahyun Kurniawati (2017) di bawah bimbingan Ibu Nita Citraari, S.Si., M.T.

Selaku ketua tim, Ningsih mengatakan bahwa gagasan penelitian itu disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan tahun 2018-2019. Penelitian itu, jelasnya, tercetuskan karena adanya peristiwa korban yang berhasil di evakuasi dalam kondisi bernyawa setelah lebih dari tiga hari karena meminum urinnya sendiri.

“Hal memprihatinkan tersebut membuat tim merasa harus ada suatu makanan yang mudah dibawa dan mampu meningkatkan ketahanan hidup korban bencana,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Ningsih juga mengatakan bahwa aplikasi Nanotechnology pada Survival Food tersebut berupa nanofiber yang disintesis dari Sodium Alginat dan PVA menggunakan metode Electrospinning. Nanofiber pada Survival Food itu, lanjutnya, berperan sebagai serat tambahan sehingga dapat meningkatkan kekenyangan serta daya serap makanan dalam tubuh.

“Survival Food pada penelitian ini terdiri dari makanan yang mengandung banyak kalori seperti sagu, cokelat, dan madu,” tuturnya.

Menambahkan pernyataan Ningsih, Tya selaku anggota penelitian juga mengatakan bahwa, alasan memilih bahan utama tersebut dikarenakan zat gizi yang tinggi dan juga adanya kandungan khusus yang diperlukan oleh korban bencana.

 “Survival Food ini diharapkan dapat menekan angka kematian dengan cara mencukupi dan mengatur asupan energi, meningkatkan rasa kenyang, mengurangi kecemasan/trauma, dan meningkatkan kekebalan tubuh pada korban bencana alam dalam jangka waktu yang lama,” pungkasnya.

Penulis: TIM PKMPE “Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana”

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).