FKG UNAIR Adakan Summer Course Pertama Sepanjang Sejarah Pendidikan Dokter Gigi di UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Petra Norbertine Broshuis dan Agnes Teresia Anna Maria Bremers, dua mahasiswi asal Radboud University, Belanda, yang berkesempatan menjadi lulusan pertama pendidikan Short Term-Summer Course yang diadakan FKG UNAIR di medio tahun 2019. (Dok. Humas FKG)

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga kembali menorehkan capaian inovatifnya pada Jumat (14/6/2019) lalu. Closing Ceremony diselenggarakan atas terselesaikannya pendidikan Short Term-Summer Course yang diikuti oleh dua peserta didik asal Radboud University Nijmegen, Belanda.

Adalah Petra Norbertine Broshuis dan Agnes Teresia Anna Maria Bremers, dua mahasiswi asal Radboud University, Belanda, yang berkesempatan menjadi lulusan pertama pendidikan Short Term-Summer Course yang diadakan FKG UNAIR di medio tahun 2019 ini.

“Kami sangat senang bisa berkesempatan mengikuti proses belajar bersama masyarakat di sini, karena di tempat asal kami (Radboud University, Red) bidang Public Health Dentistry tidak ada,” ungkap Agnes di sesi kesan-pesan di Ruang Sidang Dekan FKG UNAIR.

Pada kesempatan pertama pendidikan Short Term-Summer Course ini, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) menjadi starter dalam merilis skema pendidikan lintas negara ini. Pendidikan Short Term-Summer Course bertajuk Dynamic Integrated Education in Oral Health Community  Empowerment Program dilalui oleh Agnes dan Petra dengan baik dan berhasil mencapai nilai yang membanggakan.

“Baik Agnes maupun Petra, keduanya berhasil membuktikan dirinya bahwa sebagai mahasiswa internasional, bisa turut berperan aktif dan cepat dalam proses belajar di masyarakat lokal Indonesia, khususnya Surabaya,” terang Dr. Taufan Bramantoro, drg., M.Kes selaku Kepala Departemen IKGM FKG UNAIR.

“Terbukti, capaian nilai-nilai indikatornya baik. Bahkan mereka berhasil mengajarkan beberapa bahasa Belanda di komunitas ibu-ibu di Keputih,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes selaku Dekan FKG UNAIR menuturkan awal mula inisiasi program summer course ini.

“Kami memiliki penawaran pendidikan kedokteran gigi yang inovatif dan menarik di FKG UNAIR. Semua tertuang pada Preceptorship FKG UNAIR yang selalu kami sosialisasikan kepada khalayak dunia di setiap event mancanegara yang kami ikuti,” papar Darmawan.

Preceptorship FKG UNAIR tersebut menawarkan detail program dan kompetensi yang akan dilalui serta dicapai oleh calon peserta didik internasional pada program Dynamic Integrated Education in Oral Health Community  Empowerment Program. Sejauh ini, telah ratusan eksemplar preceptorship FKG UNAIR tersebar di banyak universitas mancanegara.

“Kami selalu menawarkan preceptorship kami di banyak event mancanegara. Alhamdulillah kami selalu menemui calon rekan dan mahasiswa yang antusias sekali dalam bertanya tentang program kami,” ungkap Dr. Irma J. Savitri, drg., Sp.Perio(K)., Ph.D selaku ketua Hubungan Internasional FKG UNAIR.

Ditemui di tempat terpisah, Gilang R. Sabdho Wening, drg., M.Kes selaku PJMK Pendidikan Profesi Departemen IKGM FKG UNAIR menyatakan, program internasional Departemen IKGM ini sejatinya adalah bentuk adaptasi kegiatan PKL mahasiswa koas menjadi versi global dental health empowerment program.

“Pada akhirnya mahasiswa internasional juga akan dinilai kemampuan analisis kesehatan gigi dan mulut komunitasnya, bagaimana melakukan diseminasi dalam kelas, serta mengusulkan program apa yang sekiranya tepat guna untuk menaikkan status kesehatan gigi komunitas,” ungkap Gilang.

“Indikator capaian pembelajaran tersebut kami sarikan dan adaptasikan dari kerangka capaian kompetensi global-internasional yang terkini di dunia,” tambahnya.

Selain mendapatkan pendidikan program tersebut, Petra dan Agnes juga melakukan eksplorasi budaya dan sosial warga Kota Surabaya dengan mengunjungi beberapa Posyandu, tempat bersejarah, dan juga mencoba berinteraksi dengan warga lokal tepian Kota Surabaya.

“Kami cukup kaget melihat fakta bahwa pemahaman banyak Ibu-ibu lokal tentang kesehatan gigi mulut sebenarnya baik. Tapi gigi anak-anaknya sangat memprihatinkan, banyak karies gigi pada anaknya. Ternyata setelah kami telusuri, menyikat giginya hanya satu kali sehari,” kisah Petra dalam sesi diseminasi dalam kelas bersama para dosen dan mahasiswa.

Sebagai bentuk khas dari acara penutupan di Indonesia, jajaran dekanat FKG UNAIR beserta para dosen dan mahasiswa menutup rangkaian pendidikan Short Term-Summer Course bertajuk Dynamic Integrated Education in Oral Health Community  Empowerment Program dengan acara potong tumpeng dan penyerahan sertifikat kelulusan beserta sertifikat hasil studi kepada Agnes dan Petra.

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).