Memahami Fenomena Tradisi Mudik Menurut Dosen Sosiologi UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu momen yang paling ditunggu, khususnya oleh umat muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, persiapan dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri itu dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan mudik atau pulang kampung bagi mereka yang merantau.

Dinamika sosial, ekonomi, dan politik yang ada di kota besar menjadikan salah satu faktor bertambahnya penduduk. Warga kota yang sebagian besar merupakan pendatang melakukan aktivitas mudik pada kesempatan tertentu yang bersifat spiritual dan kultural. Salah satunya saat Hari Raya Idul Fitri.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang dosen program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Prof. Hotman. Bahwa, fenomena mudik merupakan tradisi yang sudah menjadi bagian dari adat istiadat masyarakat Indonesia.

”Konsep silaturahmi dalam mudik itu lebih diikat oleh spiritualitas dan budaya. Agama dan budaya bergabung menjadi satu, sehingga dia (mudik, Red) menjadi tradisi yang bersifat custom atau adat, bukan hanya sekadar kebiasaan,” ungkap Prof. Hotman saat ditemui oleh tim UNAIR NEWS.

Selanjutnya, motif yang mendasari mengapa masyarakat melakukan mudik adalah karena adanya konsep Jawa yang biasa disebut keluarga kangen. Arti dari keluarga kangen itu ialah anggota keluarga yang saling merindukan. Inti dari kangen adalah desa. Yakni, tempat di mana kampung halaman orangtuanya berada.

”Dalam tradisi Jawa, kampung halaman orang tua ini disebut dengan Pepunden. Pepunden adalah akar di mana ia (para pemudik, Red) dilahirkan,” ucap salah seorang dosen senior FISIP UNAIR tersebut.

Menurut Prof. Hotman, salah satu hal unik yang dapat dikaji secara sosiologis dari fenomena mudik ialah meskipun kemajuan teknologi informasi saat semakin berkembang di masyarakat, itu tidak berpengaruh kepada aktivitas mudik. Dapat kita lihat, meski masyarakat semakin mudah untuk berkomunikasi melalui gawai yang dimiliki, mudik tetap menjadi pilihan untuk bertemu sanak saudara. Yang tentu melibatkan kehadiran secara fisik.

Dengan dukungan berbagai fasilitas umum seperti jalan tol yang semakin banyak, transportasi umum yang semakin beragam serta layanan masyarakat seperti mudik gratis, akan semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik dan kembali ke kampung halamannya. (*)

Penulis: Firman Wijaya

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).