Harga Tiket Pesawat Mahal dan UAS Setelah Lebaran, Aji Rela Tak Pulang ke Tanjung Pinang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Muhammad Aji Oktabrian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB UNAIR merelakan perayaan lebaran tanpa berkumpul dengan keluarga. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Hari raya lebaran adalah momen berkumpulnya sanak saudara di setiap daerah. Tradisi lebaran bersama keluarga sudah menjadi sebuah budaya pada masyarakat Indonesia setiap satu tahun sekali.

Momen lebaran tahun ini sedikit berbeda dirasakan oleh Muhammad Aji Oktabrian. Mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) itu harus merelakan perayaan lebaran tanpa berkumpul dengan keluarga.

Aji, sapaan karibnya, tidak merayakan lebaran bersama keluarga karena terbentur dengan ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan selepas lebaran. Mahasiswa asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini, memiliki beberapa alasan lain tidak pulang ke daerah asalnya.

“Tidak pulang saat lebaran selain karena UAS, juga harga tiket pesawat yang mahal ke Tanjung Pinang,” ungkapnya.

Harga tiket pesawat dari Surabaya ke Tanjung Pinang yang harus ia keluarkan sebesar dua juta rupiah untuk sekali jalan. Mahalnya harga tiket pesawat juga membuat harapan berkumpul dengan keluarga sulit terealisasi.

Faktor UAS yang dilaksanakan pada H+5 lebaran juga membuatnya harus fokus untuk urusan akademik. Kalender akademik pada semester genap in yang membuat hampir seluruh mahasiswa UNAIR harus melaksanakan UAS selepas hari raya.

“Jadwal UAS setelah lebaran juga membuat rencana pulang lebaran bersama keluarga sedikit terganggu,” ungkapnya.

Aji menambahkan bahwa rencana ia untuk pulang adalah setelah melaksanakan UAS. Ia pulang ke Tanjung Pinang setelah UAS juga sekaligus melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village (BV) pada bulan Juli.

Rencana pulang ke kampung halaman tidak membuat Aji patah semangat. Ia tetap memberi kabar kepada keluarga di Tanjung Pinang meskipun berada di Surabaya.

Saat lebaran, Aji berencana silaturahim ke saudara yang ada di Surabaya. Hal ini juga sebagai merayakan lebaran meskipun tidak bersama keluarga inti.

Aji memiliki harapan ke depan terutama kebijakan mengenai kalender akademik mampu dikaji ulang sebelum ditetapkan. Hal ini ia ungkapkan agar mahasiswa perantau mampu memiliki waktu bersama dengan keluarga.

“Semoga kalender akademik selanjutnya mampu memberikan kemudahan terhadap mahasiswa perantau,” ucap Aji. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).