Menguak Nikmatnya Tradisi Buka Puasa Bersama di Bulan Ramadhan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Tradisi buka puasa bersama menjadi salah satu rutinitas saat bulan Ramadhan bagi semua umat muslim, tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh penjuru dunia. Buka puasa bersama sering kali dilakukan tidak hanya dengan keluarga saja, namun juga dengan sahabat, teman, dan kerabat.

Tradisi buka puasa tersebut juga dirasakan oleh salah satu dosen Agama Islam Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Yuly Sulistyorini S.KM., M.Kes. Yuly mengatakan bahwa di bulan Ramadhan kita banyak mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan, salah satunya ketika waktu berbuka puasa.

“Yang dirasakan kebahagiaan orang berpuasa, selain berpahala tadi adalah ketika waktu berbuka puasa,” ungkapnya.

“Berbuka adalah saat-saat yang dikatakan bahwa itu seperti bertemu dengan Rabb atau kebahagiaannya,” tambahnya.

Rupanya kelekatan aktivitas buka puasa bersama dengan umat Islam Indonesia merupakan pertemuan budaya ketimuran dan pertemuan Islam. Yuly juga mengatakan bahwa dalam ajaran Islam sendiri terdapat hadist yang berbunyi: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

Meski demikian, Yuly menyampaikan jika fenomena buka puasa bersama di era sekarang banyak terdapat pada kalangan antar teman mulai dari SD hingga kuliah, bahkan teman kerja. Perlu ditekankan, bahwa Islam mengajarkan untuk tidak melupakan orang-orang yang membutuhkan seperti fakir dan miskin. Seperti halnya ajaran Rasulullah untuk berbagi kebahagiaan pada fakir dan miskin untuk bersama merasakan nikmatnya berbuka.

“Meskipun fenomena sepert itu (buka dengan teman SD, SMP, SMA, dll, red) sering terjadi dan itu merupakan nikmat berbuka juga, tetapi jangan lupa bahwa kita dianjurkan untuk mengajak fakir dan miskin untuk berbuka bersama dan berbagi kebahagiaan,” ujar Yuly.

Dalam Islam, berbuka puasa sudah banyak dituntunkan oleh Rasulullah SAW, baik ketika sebelum dan sesudah berbuka puasa. Sebelum sholat, Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rotbh (kurma basah, red), jika tidak ada maka berbuka dengan tamr (kurma kering, red), jika tidak ada hanya berbuka dengan seteguk air. Hal ini sangat didukung oleh Yuly, bahwasanya dalam sisi kesehatan kurma dapat memberikan energi setelah berbuka puasa karena mengandung glukosa yang mudah diserap oleh tubuh.

“Kurma memang lebih baik digunakan untuk berbuka, karena mengandung glukosa yang mudah diserap oleh tubuh. Tapi bisa juga diganti dengan yang lain seperti kolak,” ucapnya

“Namun tetap makan seperti yang dicontohkan Rasulullah, yaitu makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang,” tambahnya.

Nikmat yang juga dapat dirasakan pada tradisi buka puasa bersama adalah ketika berkumpul dengan umat muslim lainnya. Sehingga ukhuwah islamiyah antara saudara muslim juga tetap terjaga dengan baik. Berkumpul, bernostalgia, saling berbagi pengalaman, hingga diskusi positif dapat menambah nilai kenikmatan ketika moment buka puasa bersama.

Selain itu, Yuly menegaskan bahwa meski merasakan nikmatnya buka puasa bersama, jangan sampai meninggalkan Ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah swt. Karena terlalu senang dan bergurai tawa bersama teman-teman, tidak boleh lupa menjalankan ibadah, yang mana dalam hal ini adalah ibadah sholat.

“Semangat ketika menjalankan puasa dan taat kepada Allah, tetap dijaga di sebelas bulan selanjutnya, itu adalah moment yang bisa kita petik ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Selain itu kita juga harus mensyukuri segala nikmat, salah satunya ketika nikmat berbuka puasa,” pungkasnya.

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).