Refleksi Kelahiran Pancasila, Ini Kata Ketua BEM UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Sudah 74 tahun berlalu sejak para tokoh mengutarakan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia merdeka. Buah pikir dari Presiden Soekarno, yakni Pancasila yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945, kemudian terpilih menjadi ideologi dan dasar negara setelah melalui proses penyempurnaan bersama Panitia Sembilan.

Bagi sejumlah masyarakat, Pancasila dianggap sudah pas karena telah mencakup berbagai aspek dalam berbangsa. Hal itu diamini oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga 2019 Agung Tri Putra. Ia berpendapat bahwa Pancasila sudah sempurna secara nilai dan menjadi sebuah tujuan yang baik. Muatannya pun sangat kompleks.

”Jadi, Pancasila itu sudah lengkap. Dan, yang perlu kita lihat adalah, apakah kita sudah mengimplementasikannya dengan benar? Misalnya setelah tahun politik berlalu, apakah kita akan tetap bisa bersatu? Ini harus menjadi evaluasi ke depannya,” tuturnya.

Agung berpendapat bahwa Pancasila merupakan visi yang akan menentukan tujuan dari Indonesia ke depan dan sudah tercantum dalam poin-poin dasar di dalamnya. Selain itu, Pancasila berfungsi sebagai kontrak sosial. Sehingga dengan adanya dasar negara tersebut, bukan merupakan akhir, tapi justru awal dari perjuangan bangsa.

”Poin-poin yang ada dalam Pancasila merupakan visi untuk menentukan arah gerak Indonesia di masa mendatang. Sekaligus menjadi kontrak sosial. Bahwa Indonesia ini milik bersama bukan milik satu kubu saja. Kita harus senantiasa mengawal,” tegasnya.

Pancasila di Ranah Perguruan Tinggi dan Implementasinya

Sebagai seorang mahasiswa, Agung menekankan jika mahasiswa sebisa mungkin harus melihat Pancasila. Menumbuhkan kesadaran terhadap Pancasila tidak hanya berhenti pada adanya mata kuliah yang berhubungan dengan kewarganegaraan. Tetapi, harus berlanjut pada penerapan dari teori-teori yang pernah diajarkan selama perkuliahan.

”Sebab, mahasiswa merupakan garda terdepan. Narasi akademis mahasiswa dibutuhkan untuk mempersatukan negara ini. Sebagai iron stock dan agent of change, mahasiswa harus bertanggung jawab atas itu,” ucap mahasiswa jurusan hubungan internasional itu.

Penerapan Pancasila baik di ranah perguruan tinggi maupun di masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya. Bahkan, dalam setiap program kerjanya, BEM senantiasa menyusun kegiatan yang selaras dengan Pancasila. Seperti diskusi kebangsaan, pengabdian masyarakat, dan forum keilmuan untuk publik. Dalam pelaksanaannya, BEM menggandeng beberapa elemen kampus seperti unit kegiatan mahasiswa (UKM).

”Kehadiran mahasiswa di masyarakat juga bagian dari implementasi Pancasila. Tujuannya satu, untuk membuat Indonesia baik ke depannya. Dan, ini sudah banyak diterapkan oleh teman-teman mahasiswa. Kita, BEM UNAIR, juga settle dengan Pancasila,” ujar Agung.

Dia berpesan, kawan-kawan mahasiswa tetap berpegang teguh dan mengkaji ulang hal-hal yang dinilai tidak sesuai dengan Pancasila. Karena, di dalam pancasila terkandung visi dan kontrak sosial antar masyarakat. Mahasiswa harus memperkaya wawasan dan memiliki nalar yang kritis agar mampu melihat sesuatu dari banyak perspektif. (*)

Penulis: Nabila Amelia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).