BUTIK, Program BEM FKM yang Dorong Mahasiswa Bangga Pakai Batik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Batik merupakan salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia. Patut bangga sebagai warga Indonesia mempunyai warisan budaya bangsa yang telah terakui di dunia internasional.

Terlebih lagi, sejak 2009, batik telah mendapat pengakuan internasional dan secara resmi menjadi bagian dari Daftar Representatif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Hal tersebut membuat seluruh elemen bangsa Indonesia harus dapat memaknai dan melestarikan ikon budaya dunia itu serta mengetahui aspek-aspek tradisi batik yang perlu dilindungi.

Hal itulah yang melatar-belakangi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) merilis program kerja (proker) yang bertajuk BUTIK (Rabu Berbatik). Proker tersebut telah dirilis sejak dua tahun yang lalu melalui program departemen Komunikasi dan Informasi (Kominfo) BEM FKM UNAIR.

Muhammad Baharudin Wisudawan, ketua BEM FKM UNAIR periode 2019-2020 ketika ditemui tim UNAIR NEWS menyampaikan, BUTIK sudah cukup mendapat respons yang baik dari mahasiswa FKM  UNAIR. Meski hanya diterapkan rutin setiap Rabu, esensi dari BUTIK diharapkan dapat tertanam dalam diri seluruh mahasiswa.

”BUTIK itu sebuah kegiatan yang dilakukan untuk membiasakan teman-teman dalam membudayakan berbaju batik. Dengan pelaksanaan setiap hari Rabu dan sasarannya seluruh mahasiswa FKM UNAIR,” ungkapnya.

”Sampai saat ini belum semuanya menerapkan, namun teman-teman mulai tergerak dan membiasakan. Responnyapun juga sudah lumayan tinggi,” tambahnya

MAHASISWA Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggunakan batik sebagai bentuk partisipasi pada program BUTIK. (Foto: Ulfah Mu’amarotul Hikmah)
MAHASISWA Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggunakan batik sebagai bentuk partisipasi pada program BUTIK. (Foto: Ulfah Mu’amarotul Hikmah)

Esensi BUTIK itu adalah untuk melestarikan budaya berbusana batik, menanamkan kecintaan terhadap budaya batik, lalu senantiasa membiasakan penggunaan batik. Termasuk memperkenalkan batik, baik di lingkungan kampus maupun luar kampus. Diharapkan, nantinya esensi tersebut dapat diterapkan dalam lingkup yang lebih luas, bukan hanya mahasiswa FKM.

Selain itu, Bahar menyampaikan bahwa sangat penting mempertahankan sustainability mahasiswa dalam pelaksanaan program untuk meningkatkan minat dan menghindari dari rasa bosan. Dia juga merencanakan bahwa akan ada kegiatan seperti challange batik, baik berupa foto maupun video, yang bertujuan untuk menarik minat mahasiswa dalam menyukseskan program tersebut.

Sustainability harus dijaga untuk dapat dilaksanakan setiap hari itu (hari Rabu, Red). Terutama ketika teman-teman mulai bosan dengan keadaan,” ujarnya.

Perlu diketahui, dalam menyukseskan program itu, BEM FKM UNAIR telah melakukan beberapa usaha. Yakni, selalu mempromosikan program BUTIK melalui lini media sosial mereka dan mewajibkan badan pengurus harian (BPH) BEM FKM UNAIR untuk memakai busana batik setiap Rabu. Dengan antusias partisipasi mahasiswa, diharapkan program tersebut dapat terus berkembang. (*)

 

Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).